Jumat, 21 Oktober 2016
Penyebab dan Cara Mengatasi Anemia
Cara Untuk Mencegah Terjadinya Infeksi Pada Luka
Cara Untuk Mencegah Terjadinya Infeksi Pada Luka
(Cara Untuk Mencegah Terjadinya Infeksi Pada Luka) – Salah satu fungsi Kulit
adalah sebagai penghalang masuknya beberapa macam bakteri kedalam tubuh
yang dilengkapi dengan cairan berupa lendir dan zat-zat kimia. Jika
kulit rusak, misalnya luka atau lecet, kemungkinan bakteri akan masuk. Sel darah putih
keluar dari kapiler untuk melawan bakteri yang masuk. Kalau darah putih
tidak dapat bertahan dan mati bersama-sama dengan rusaknya jaringan
yang berada disekitarnya, menimbulkan bengkak dan membentuk nanah.
Darah putih menghancurkan bakteri dengan cara
menggumpalkan sebelum bakteri masuk kesistem sirkulasi. Jika ada bakteri
yang dapat masuk kedalam pembuluh darah dan ikut dengan aliran darah
segera ditangkap oleh granulosit di dalam kelenjar limf, limpa dan
hati.Darah putih dalam jaringan ini disebut makrofage.Untuk mencegah infeksi, luka harus dirawat dengan baik. Luka perlu diberi obat untuk membunuh bakteri. Selain itu, perlu dibalut dengan kain pembalut yang bersih dan steril atau suci hama sehingga bakteri mati. Demikian pula pakaian, tangan dan alat-alat yang lainnya harus steril.
Luka yang agak dalam perlu diberi suntikan anti tetanus serum (ATS) secepat mungkin karena kemungkinan bakteri tetanus masuk kedalam luka. Bakteri tetanus yang masuk kedalam luka akan mengeluarkan toksin tetanus yang sangat berbahaya karena menyerang sistem saraf dan sukar dilawan oleh antibodi di dalam tubuh. Dengan adanya suntikan ATS, bakteri tetanus idak dapat berkembang biak dan akhirnya binasa.
3 Posisi Menyusui Bayi Kembar
3 Posisi Menyusui Bayi Kembar
1. Posisi Menggendong (The Cradle Hold)
- Peluk kedua bayi dengan kepala ditempatkan pad alekuk siku tangan Anda. Kepala bayi yang menyusu pada payudara kanan, diletakkan pada lekuk siku tangan kanan Anda dan bokongnya pad atelapak tangan kanan Anda. Lakukan sebaliknya bila bayi menyusu pada payudara kiri.
- Arahkan badan bayi, sehingga telinga bayi berada pad asatu garis lurus dengan tangan bayi yang ada di atas (bayi berbaring menyamping)
- Kedua kepala bayi disangga dengan telapak tangan Anda, sementara tubuh mereka diselipkan di bawah kedua tangan Anda (seperti memegang bola atau tas tangan). Bila menyusui bayi pad apayudara kanan, maka Anda akan memegangnya dengan tangan kanan. Demikian pula sebaliknya.
- Letakkan tangan Anda di atas bantal pada pangkuan Anda atau di samping, lalu sangga bahu, leher dan kepala kedua bayi Anda dengan kedua tangan. Arahkan mulut bayi kea rah putting susu. Biarkan kakinya menjulur ke belakang.
- Anda dapat menyusui salah satu bayi Anda dengan posisi menggendong, dan bayi Anda yang lain dengan posisi menyangga kepala. Lakukanlah secara bergantian.
Anatomi panggul dan macam-macam panggul
Anatomi panggul dan macam-macam panggul
TULANG-TULANG PANGGUL
Tulang-tulang panggul terdiri dari
1) os koksa yang terdiri a) os ilium,b) os iskium,c) os pubis
2) os sakrum
3) os koksigis
Tulang-tulang panggul terdiri dari
1) os koksa yang terdiri a) os ilium,b) os iskium,c) os pubis
2) os sakrum
3) os koksigis
Pada seorang wanita hamil yang bergerak terlampau cepat dari duduk langsung berdiri, sering dijumpai pergeseran yang lebar pada artikulasio sakro-iliak. Hal demikian dapat menimbulkan rasa sakit di daerah artikulasio tersebut. Juga pada simfisis tidak jarang dijumpai simfisiolisis sesudah partus atau ketika tergelincir, karena longgarnya hubungan di simfisis. Hal demikian dapat menimbulkan rasa sakit atau gangguan jalan. Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor, dan pelvis minor.Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis, disebut pula false pelvis. Bagian yang terletak di bawah linea terminalis disebut pelvis minor true pelvis . Bagian akhir ini adalah bagian yang mempunyai peranan penting dalam obstetri dan harus dapat dikenal dan dinilai sebaik-baiknya untuk dapat meramalkan dapat-tidaknya bayi melewatinya. Bentuk pelvis minor ini menyerupai saluran yang mempunyai sumbu melengkung ke depan (sumbu Carus) Sumbu ini secara klasik adalah garis yang menghubungkan titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata vera pada pintu atas panggul dengan titik-titik sejenis di Hodge II, III, dan IV. Sampai dekat Hodge III sumbu itu lurus, sejajar dengan sakrum, untuk seterusnya melengkung ke depan, sesuai dengan lengkungan sakrum. Hal ini penting untuk diketahui bila kelak mengakhiri persalinan dengan cunam agar supaya arah penarikan cunam itu disesuaikan dengan jalannya sumbu jalan-lahir tersebut.
RONGGA PANGGUL
Rongga panggul dibagi atas dan bawah oleh bidang apertura pelvis superior (dalam obstetri sering disebut sebagai pintu atas panggul, PAP).
Apertura pelvis superior dibentuk oleh :
- promontorium os sacrum di bagian posterior
- linea iliopectinea (linea terminalis dan pecten ossis pubis) di bagian lateral
-symphisis os pubis di bagian anterior
Inklinasi panggul adalah sudut yang terbentuk antara bidang yang melalui apertura pelvis superior dengan bidang horisontal (pada keadaan normal sebesar 60 derajat).
Bagian di atas / kranial terhadap apertura pelvis superior disebut sebagai pelvis spurium (pelvis major), merupakan bagian bawah / kaudal daripada rongga abdomen.
Makna obstetriknya adalah untuk menahan alat-alat dalam rongga perut dan menahan uterus yang berisi fetus yang terus bertambah besar secara bermakna mulai usia kehamilan bulan ketiga.Bagian di bawah / kaudal terhadap apertura pelvis superior disebut sebagai pelvis verum (pelvis minor), merupakan rongga panggul yang sangat menentukan kapasitas untuk jalan lahir bayi pada waktu persalinan (verum=sebenarnya, disebut juga true pelvis).
Dinding-dinding rongga panggul
1. dinding anterior : pendek, dibentuk oleh corpus, rami dan symphisis ossium pubis
2. dinding posterior : dibentuk oleh permukaan ventral os sacrum dan os coccygis serta muskulus pyriformis yang membentang pada permukaan ventral os sacrum dan diliputi oleh fascie pelvis.
3. dinding lateral : dibentuk oleh bagian os coxae di bawah apertura pelvis superior, membrana obturatoria, ligamentum sacrotuberosum, ligamentum sacrospinosum, dan muskulus obturator internus dengan fascia obturatoria.
4. dinding inferior / dasar panggul : dibentuk oleh diaphragma pelvis (mm.levator ani, mm coccygei, fascia diaphragmatis pelvis, trigonum urogenitale) yang berfungsi menahan alat-alat rongga panggul. Diaphragma pelvis membagi lagi rongga panggul bagian bawah menjadi bagian rongga panggul utama (bagian atas diaphragma pelvis) dan bagian perineum (bagian bawah diaphragma pelvis).
PELVIS VERUM
Mempunyai pintu masuk yaitu apertura pelvis superior, dan pintu keluar apertura pelvis inferior (dalam obstetri disebut sebagai pintu bawah panggul, PBP).
Ada 4 tipe panggul dasar / karakteristik, menurut klasifikasi Caldwell-Moloy :
1. tipe gynaecoid : bentuk pintu atas panggul seperti ellips melintang kiri-kanan, hampir mirip lingkaran. Diameter transversal terbesar terletak di tengah. Dinding samping panggul lurus. Merupakan jenis panggul tipikal wanita (female type).
2. tipe anthropoid : bentuk pintu atas panggul seperti ellips membujur anteroposterior. Diameter transversal terbesar juga terletak di tengah. Dinding samping panggul juga lurus. Merupakan jenis panggul tipikal golongan kera (ape type).
3. tipe android : bentuk pintu atas panggul seperti segitiga. Diameter transversal terbesar terletak di posterior dekat sakrum. Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin sempit ke arah bawah. Merupakan jenis panggul tipikal pria (male type).
4. tipe platypelloid : bentuk pintu atas panggul seperti "kacang" atau "ginjal". Diameter transversal terbesar juga terletak di tengah. Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin lebar ke arah bawah.
Pada banyak kasus, bentuk panggul merupakan tipe campuran.
BEBERAPA UKURAN PANGGUL WANITA YANG MEMILIKI MAKNA/ KEPENTINGAN OBSTETRIK
Diameter anteroposterior pintu atas panggul (conjugata interna, conjugata vera)
Jarak antara promontorium os sacrum sampai tepi atas symphisis os pubis. Tidak dapat diukur secara klinik pada pemeriksaan fisis.
apertura pelvis inferior merupakan dua segitiga yang bersekutu pada alasnya (pada garis yanSecara klinik dapat diukur conjugata diagonalis, jarak antara promontorium os sacrum dengan tepi bawah symphisis os pubis, melalui pemeriksaan pelvimetri per vaginam.
Diameter obliqua pintu atas panggul Jarak dari sendi sakroiliaka satu sisi sampai tonjolan pektineal sisi kontralateralnya (oblik/menyilang). Diameter transversa pintu atas panggul Diameter terpanjang kiri-kanan dari pintu atas panggul. Bukan sungguh "diameter" karena tidak melalui titik pusat pintu atas panggul. Diameter / distantia interspinarum pada rongga panggul Jarak antara kedua ujung spina ischiadica kiri dan kanan.Diameter anteroposterior pintu bawah panggul Jarak antara ujung os coccygis sampaipinggir bawah symphisis os pubis. Diameter transversa pintu bawah panggul Jarak antara bagian dalam dari kedua tuberositas os ischii.
Diameter sagitalis posterior pintu bawah panggul Jarak antara bagian tengah diameter transversa sampai ke ujung os sacrum.
Pintu atas panggul (pelvic inlet)
Diameter transversa (DT) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) + 12.0 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 22.0 cm.
Pintu tengah panggul (mid pelvis) Distansia interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter anterior posterior (AP) + 11.0 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 20.0 cm.
Pintu bawah panggul (pelvic outlet) Diameter anterior posterior (AP) + 7.5 cm. Distansia intertuberosum + 10.5 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 16.0 cm. Bila jumlah rata-rata ukuran pintu-pintu panggul tersebut kurang, maka panggul tersebut kurang sesuai untuk proses persalinan pervaginam spontan.
Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester I
Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester I
Perubahan-perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester I
Kehamilan mempengaruhi tubuh wanita secara keseluruhan dengan
menimbulkan perubahan fisiologis yang pada hakekatnya terjadi di seluruh
sistem organ. Tubuh seorang wanita hamil harus:
– Melindungi embrio/janin yang sedang berkembang
– Memberikan semua yang diperlukan embrio/janin
– Beradaptasi untuk menyediakan tempat bagi pertumbuhan embrio/janin
– Mempersiapkan pemberian makanannya ketika janin lahir
Sebagian besar perubahan pada tubuh seorang wanita hamil bersifat
temporer dan kebanyakan dipengaruhi oleh kerja hormonal (Helen, 2001)
Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil dikenal
sebagai tanda kehamilan. Ada tiga kategori yaitu presumsi, kemungkinan,
dan pasti. Presumsi yaitu perubahan yang dirasakan wanita hamil
(misalnya amenore, keletihan, perubahan payudara). Kemungkinan yaitu
perubahan yang diobservasi pemeriksa (misalnya tanda Hegar, ballottement, tes kehamilan. Pasti misalnya ultrasonografi, bunyi denyut jantung janin (Bobak, dkk., 2005).
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kehamilan akan mempengaruhi
sistem-sistem organ pada tubuh. Berikut akan dijelaskan
perubahan-perubahan pada sistem organ wanita hamil khususnya pada
trimester I:
1. Sistem endokrin
Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium
menghasilkan estrogen dan progesteron. Fungsi utamanya pada stadium ini
adalah untuk mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan
serta pembebasan desidua tersebut.
2. Sistem reproduksi
Tidak diragukan lagi organ-organ pada sistem reproduksi mengalami
perubahan dalam masa hamil. Mulai dari uterus, vagina, ovarium, dan
lain-lain.
1) Uterus
Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama berlanjut
sebagai respon terhadap stimulus kadar hormon estrogen dan progesteron
yang tinggi. Pembesaran terjadi akibat:
– peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
– hiperpalsia (produksi serabut otot dan jaringan
fibroelastis baru) dan hipertrofi (pembesaran serabut otot dan jaringan
fibroelastis yang sudah ada)
– perkembangan desidua
Selain bertambah besar uterus juga mengalami perubahan berat,
bentuk, dan posisi. Dinding-dinding otot menguat dan menjadi lebih
elastis. Pada saat konsepsi, uteris berbentuk seperti buah pir terbalik
Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah
uterus dan limfe mengakibatkan edema dan kongesti panggul. Akibatnya,
uterus, serviks, dan istmus melunak secara progresif dan serviks menjadi
agak kebiruan (tanda Chadwick, tanda kemungkinan kehamilan). Pada
sekitar minggu ke-7 dan ke-8, terlihat pola pelunakan uterus sebagai
berikut: istmus melunak dan dapat ditekan (tanda Hegar), serviks melunak
(tanda Goodell), dan fundus pada serviks mudah fleksi (tanda McDonald).
Ini adalah tanda kemungkinan kehamilan. Setelah minggu ke-8, korpus
uteri dan serviks melunak dan membesar secara keseluruhan (Bobak, dkk.,
2005)
2) Vagina
Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna yang hampir
biru (normalnya, warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah
merah muda). Warna kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang
terjadi akibat kerja hormon progesteron. Sekresi vagina yang normalnya
bersifat asam meningkat secara bermakna (Helen, 2001).
Peningkatan keasaman (pH) mengakibatkan wanita hamil lebih rentan
terkena infeksi vagina, khususnya infeksi jamur. Diet yang mengandung
gula dalam jumlah besar dapat membuat lingkungan vagina cocok untuk
infeksi jamur (Bobak, dkk., 2005)
Stimulasi estrogen menyebabkan deskuamasi (eksfoliasi) sel-sel
vagina yang kaya glikogen. Sel-sel yang tanggal ini membentuk rabas
vagina yang kental dan berwarna keputihan, disebut leukore (Bobak, dkk.,
2005)
3) Payudara
Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi laktasi
disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen, progesteron, laktogen
plasental, dan prolaktin. Stimulasi hormonal ini menimbulkan proliferasi
jaringan, dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada
payudara. Sedikit pembesaran pada payudara, peningkatan sensitivitas dan
rasa geli mungkin dialami, khususnya oleh primigravida, pada kehamilan
minggu ke-4 (Helen, 2001).
Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri
yang tajam. Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk
warna merah muda sekunder pada areola, dan puting susu menjadi lebih
erektil. Hipertrofi kelenjar sebasea yang muncul di areola primer dan
disebut tuberkel Montgomery dapat terlihat di sekitar puting susu.
Kelenjar sebasea ini mempunyai peran protektif sebagai pelumas puting
susu. Kelembutan puting susu terganggu, jika lemak pelindung ini dicuci
dengan sabun (Bobak, dkk., 2005).
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit
berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang
terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru di bawah
permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada
primigravida (Bobak, dkk., 2005)
3. Sistem kardiovaskuler
Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan sistem
kardiovaskuler yang ekstensif, baik aspek anatomis maupun fisiologis.
Adaptasi kardiovaskuler melindungi fungsi fisiologi normal wanita,
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan menyediakan kebutuhan
untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.
Adaptasi kehamilan pada sistem kardiovaskuler meliputi hemodilusi, tekanan darah, dan daya pembekuan darah (Helen, 2001).
1) Hemodilusi
Volume darah selama kehamilan akan meningkat sebanyak 40-50% untuk
memenuhi kebutuhan bagi sirkulasi plasenta. Peningkatan volume mulai
terjadi pada sekitar minggu ke-10 sampai ke-12. Peningkatan volume
merupakan mekanisme protektif. Keadaan ini sangat penting untuk siistem
vaskular yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus, hidrasi
jaringan janin dan ibu yang adekuat saat berdiri atau terlentang, dan
cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang selama proses
melahirkan dan puerperium (Bobak, dkk., 2005).
Volume plasma meningkat lebih banyak daripada volume sel darah
merah. Karena itu, terjadi keadaan hemodilusi dengan penurunan kadar
hemoglobin yang menyolok. Keadaan ini disebut anemia fisiologis
kehamilan dan mungkin menyebabkan keluhan mudah lelah serta perasaan
akan pingsan seperti yang dialami sebagian wanita hamil (Helen, 2001).
2) Tekanan darah
Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan volume darah.
Jantung harus memompa dengan kekuatan yang lebih besar, khususnya pada
saat menjelang aterm, sehingga terjadi sedikit dilatasi. Progesteron
akan menimbulkan relaksasi otot-otot polos dan menyebabkan dilatasi
dinding pembuluh darah yang akan mengimbangi peningkatan kekuatan dari
jantung. Dengan demikian, tekanan darah harus mendekati nilai pada
keadaan tidak hamil. Walau demikian, seorang wanita hamil cenderung
mengalami hipotensi supinasio jika berbaring terlentang, karen vena kava
inferior akan tertekan oleh isi uterus (Helen, 2001).
3) Daya pembekuan darah
Daya pembekuan darah atau koagubilitas mengalami peningkatan selama
kehamilan. Hal ini dapat berakibat terjadinya trombosis vena. Jika
koagubilitas ini tidak berhasil ditingkatkan, maka pada saat melahirkan
akan terdapat ancaman perdarahan yang hebat (Helen, 2001).
4. Sistem integumen
Kelenjar hipofise anterior yang dirangsang oleh kadar estrogen yang tinggi akan meningkatkan sekresi hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormone).
Akibat yang ditimbulkan oleh peningkatan kadar MSH bervariasi menurut
warna kulit alami wanita tersebut. Pigmentasi yang lebih gelap terjadi
pada wajah (kloasma), garis tengah abdomen (dari bagian atas umbilikus
hingga rambut pubis: linea nigra), puting dan areola mammae (Helen,
2001)
5. Sistem pernafasan
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan
menyediakan kebutuhan oksigen ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu
meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan
peningkatan kebutuhan oksigen uterus dan payudara. Janin memerlukan
oksigen dan suatu cara membuang karbondioksida.
Uterus yang membesar akan mendorong diafragma ke atas sehingga
mengubah bentuk toraks namun tidak mengurangi kapasitas paru. Frekuensi
respirasi meningkat untuk mendapatkan lebih banyak oksigen yang
diperlukan. Keadaan ini dapat menimbulkan sedikit hiperventilasi.
Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernafasan menyebabkan
penurunan ambang karbondioksida. Progesteron dan estrogen diduga
menyebabkan peningkatan sensitivitas pusat pernafasan terhadap
karbondioksida. Beberapa wanita mengeluh mengalami dispnea saat
istirahat.
6. Sistem perkemihan
Perubahan pada traktus urinarius disebabkan oleh faktor hormonal
dan mekanis. Dengan pembesaran yang terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan, uterus akan lebih banyak menyita tempat dalam panggul. Dengan
demikian, tempat bagi pembesaran kandung kemih akan berkurang dan
tekanan pada kandung kemih semakin sering dirasakan. Hal tersebut
menyebabkan meningkatnya frekuensi berkemih (Helen, 2001).
7. Sistem pencernaan
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil
mengalami mual dan muntah. Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi
kemungkinan besar keadaan ini merupakan reaksi terhadap peningkatan
kadar hormon yang mendadak. Jika berlangsung melebihi 14 minggu atau
bila berat (hiperemesis), maka keadaan ini dianggap abnormal
Cara Memerah, Menyimpan, dan Memberikan ASI Perahan (ASIP)
Cara Memerah, Menyimpan, dan Memberikan ASI Perahan (ASIP)
Setelah Ibu paham persiapan apa yang
perlu dilakukan sebelum kembali bekerja, langkah selanjutnya adalah
paham bagaimana cara memerah ASI, menyimpan, dan memberikannya agar si
kecil tetap mendapat ASI yang berkualitas.
A. CARA MEMERAH ASI
Secara dasar, prinsip memerah ASI hampir
sama dengan mengeluarkan pasta gigi. Bila kita hanya menekan ujung pasta
gigi, tentu pastanya tak akan keluar, jadi harus menekan agak ke
belakang. Bila ASI tak keluar banyak, kemungkinan teknik ibu salah.
Mungkin cara memerah ASI-nya seperti melakukan massage payudara. Cara
ini tak akan mengeluarkan ASI, karena yang ditekan pada pijat payudara
adalah ‘pabrik’ ASI bukan ‘gudang’nya. Ibu tak bisa langsung
mengeluarkan ASI dari ‘pabrik’ tapi harus melalui ‘gudang’ dulu. Jadi,
bila tekniknya sudah benar, lama-kelamaan memerah ASI akan menjadi
pekerjaan biasa. Waktu yang dibutuhkan pun sekitar 20- 30 menit saja,
tapi susu yang terkumpul bisa mencapai 500 ml.
Namun demikian, ada beberapa aturan yang
penting diperhatikan sebelum sebelum Ibu memberikan ASI perah (ASIP)
pada si bayi. Pertama, sebelum bayi berusia 4 bulan, sebaiknya ASIP
TIDAK diberikan menggunakan dot dulu karena bayi akan mengalami bingung puting.
Maksudnya, ia akan susah untuk kembali menyusu dengan benar pada
payudara ibu. Kedua, bila Ibu sedang bersama bayi, bayi harus menyusu
langsung pada Ibu, jangan memberikan ASIP. Memerah ASI bukanlah hal
yang sulit, bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI.
Cukup dengan pijitan dua-tiga jari sendiri, ASI bisa keluar lancar. Hal
ini memang membutuhkan waktu, yakni masing-masing payudara berkisar 15
menit. ASI ini bisa disimpan lalu diberikan untuk bayi keesokan harinya.
- Memerah dengan Jari
Cara memerah ASI dengan jari ini amat
sederhana dan tidak perlu biaya. Sebagai langkah awal Ibu perlu memahami
bahwa payudara terdiri atas tiga komponen yang prinsipil, yaitu
“pabrik” (di daerah berwarna putih), saluran, dan “gudang” (di daerah
warna cokelat atau areola) ASI. Ketiganya seperti bejana berhubungan.
ASI diproduksi di ‘pabrik’nya yang berbentuk seperti kumpulan buah
anggur. Setiap ‘pabrik’ ASI dilalui otot-otot. Bila otot-otot ini
mengkerut, ia akan memompa ASI ke salurannya menuju ‘gudang’. Agar
pabrik memproduksi ASI lagi, syarat utamanya ASI di ‘gudang’ harus habis
lebih dulu. Bila ‘gudang’ kosong, barulah ‘pabrik’ akan mengisinya
kembali, begitu seterusnya. Berikut adalah cara memerah ASI dengan jari
- Letakkan tangan kita di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Tempatkan ibu jari di atas kalang payudara dan jari telunjuk serta jari tengah di bawah sekitar 2,5 -3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C. Anggaplah ibu jari berada pada jam 12, dua jari lain berada di posisi pukul jam 6. Ibu jari dan jari telunjuk serta jari tengah saling berhadapan. Jari-jari diletakkan sedemikian rupa sehingga “gudang” ASI berada di bawahnya.
- Tekan lembut ke arah dada tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Payudara yang besar dianjurkan untuk diangkat lebih dulu. Kemudian ditekan ke arah dada.
- Buatlah gerakan menggulung dengan arah ibu jari dan jari-jari ke depan untuk memerah ASI keluar dari gudang ASI yang terdapat di bawah kalang payudara di belakang puting susu.
- Ulangi gerakan-gerakan tersebut (1,2,3) sampai aliran ASI berkurang. Kemudian pindahkan lokasi ibu jari ke posisi lain (misal arah jam 9 dan jari-jari ke arah jam 3, lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.
- Lakukan pada kedua payudara secara bergantian. Begitu tampak ASI memancar dari puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar dan berhasil menekan gudang ASI. Letakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperah.
Gambar 1. Teknik Memerah ASI dengan Jari (Sumber)
Cara memerah ASI yang tidak mengeluarkan ASI dan tidak dianjurkan
- Menekan puting susu – memijat puting dengan 2 jari, dapat menyebabkan lecet
- Mengurut – mendorong dari pangkal payudara, dapat menyebabkan kulit nyeri
- Menarik puting dan payudara – dapat menyebabkan kerusakan jaringan
Seluruh prosedur persiapan dan pemerahan dengan tangan membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit, meliputi:
- Massage, stroke, dan shake. Perah kedua payudara selama 5-7 menit tiap payudara.
- Massage, stroke, dan shake. Perah kedua payudara selama 3-7 menit tiap payudara.
- Massage, stroke, dan shake. Perah kedua payudara selama 2-3 menit tiap payudara
Catatan: Teknik memerah
ASI yang disarankan adalah teknik perah Marmet yang diciptakan oleh
Chele Marmet, seorang konsultan laktasi, direktur the Lactation
Institute di West Los Angeles, USA yang bisa dilihat disini.
Menggunakan Pompa ASI
Jika menggunakan pompa, alat pompa ASI
elektrik adalah cara bantu pemerahan ASI ASI yang paling baik dan
efektif. Hanya saja, harganya relatif mahal. Cara lain yang lebih
terjangkau bila punya dana lebih, yaitu menggunakan poma dengan
mekanisma piston atau pompa berbentuk suntikan. Prinsip kerja alat ini
memang seperti suntikan, hingga memiliki keunggulan, yaitu setiap
jaringan pompa mudah sekali dibersihkan dan tekanannya bisa diatur.
Sayangnya, pompa-pompa ASI yang ada di Indonesia jarang sekali berbentuk
suntikan, lebih banyak berbentuk corong dan bohlam (squeeze and bulb). Bentuk squeeze dan bulb
tak pernah dianjurkan banyak ahli laktasi dan ASI. Bentuk pompa seperti
ini sulit dibersihkan bagian belakang yang bentuknya menyerupai bohlam
karena terbuat dari karet hingga tak bisa disterilisasi. Selain itu,
tekanannya tak bisa diatur, hingga tak bisa sama/rata.
Gambar 2. Contoh Berbagai Pompa ASI
B. CARA MENYIMPAN
Cara terbaik untuk menyimpan ASIP adalah menggunakan botol dari stainless steel
(baja antikarat), namun ini tidak banyak dijual. Pilihan terbaik kedua
adalah botol yang terbuat dari gelas (kaca), dan terbaik ketiga botol
plastik. Kebanyakan ibu lebih menyukai botol yang terbuat dari plastik
demikian juga halnya dengan rumah sakit/klinik bersalin, karena plastik
tidak mudah pecah. Untuk pilihan lebih ekonomis, saat ini telah tersedia
botol kaca dengan kapasitas 50-200 ml. Apapun jenis botolnya, sebaiknya
memiliki tutup yang kencang/rapat. Botol berwarna-warni sebaiknya
tidak digunakan karena zat warnanya bisa masuk ke dalam ASI.
Pilihan terakhir adalah menyimpan ASI
perah di dalam plastik yang lembek atau kantong susu, sebab akan banyak
zat-zat di dalam ASI yang akan tertinggal (menempel) pada dinding
plastik. Menyimpan ASI di dalam kantong susu bisa menimbulkan beberapa
masalah. Susu bisa menempel pada sisi kantong sehingga jumlah yang
diberikan kepada bayi akan berkurang. Kantong susu juga lebih peka
terhadap kontaminasi akibat kebocoran. Beberapa produsen pompa ASI
membuat kantong susu yang nyaman untuk digunakan dan terbuat dari
plastik yang lebih tebal tetapi harganya mahal. Jika hendak menggunakan
kantong, sebaiknya digunakan 2 lapis kantong lalu disimpan di dalam
wadah plastik yang tertutup rapat, baru masukkan ke dalam freezer. Hal
ini akan membantu mengurangi terjadinya robekan pada kantong. Pada saat
menghangatkan, sebaiknya batas atas air tidak melebihi kantong sehingga
air tidak masuk ke dalam kantong. Jika air yang digunakan untuk
menghangatkan tampak berawan/keruh, berarti telah terjadi kebocoran dan
ASI tersebut harus dibuang.
Berilah label pada setiap kemasan ASI
yang mencantumkan tanggal pemerahan ASI dan gunakan terlebih dahulu stok
yang terlama. Jika bayi Ibu dirawat di RS, pastikan bahwa pada label
juga tertera nama anda/bayi Ibu dengan jelas, sehingga ASI tidak
tertukar.
Untuk bayi kurang dari 6 minggu,
sebaiknya ASI disimpan dalam botol sebanyak 30 – 60 ml, sehingga waktu
yang diperlukan untuk menghangatkan tidak terlalu lama dan ASI tidak
banyak terbuang. Untuk bayi yang lebih besar, jumlah ASI yang disimpan
perbotolnya bisa disesuaikan dengan jumlah susu yang biasanya diminum.
Tetapi akan lebih baik jika tetap menyimpan ASI dalam jumlah yang lebih
kecil, kalau sewaktu-waktu bayi anda menginginkan susu lebih atau untuk
selingan.
Hingga saat ini belum banyak penelitian
mengenai ASI yang telah disimpan, dihangatkan dan baru sebagian diminum
oleh bayi. Akan lebih aman untuk memberikan ASI yang sebelumnya telah
disimpan dalam waktu 1-2 jam setelah dihangatkan. Dan jika ASI masih
tersisa, sebaiknya dibuang dan tidak disimpan lagi.
Setelah diperah, ASI harus di simpan
dengan baik agar dapat bertahan lama. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat
dalam tabel petunjuk penyimpanan ASI di bawah. Perlu diperhatikan,
umumnya para dokter tidak menyarankan penyimpanan ASI di freezer. Sebab
ASI yang telah disimpan di freezer akan mengalami perubahan dalam hal
jumlah imunoglobulin, yaitu protein molekul yang berfungsi sebagai daya
tahan tubuh, karena ada yang mati akibat kedinginan. Lebih dianjurkan
untuk memasukkan ASI ke dalam termos dan lemari es. ASIP yang dimasukkan
ke termos dan lemari es tak mengalami perubahan komposisi gizi sama
sekali. Hanya mungkin warna dan bentuknya saja yang berubah.
Tabel Petunjuk Penyimpanan ASI
Tempat penyimpanan | Suhu | Lama Penyimpanan |
Dalam ruangan (ASIP segar) | 190 – 260 C | 6 – 8 jam di ruangan ber AC atau 4 jam di ruangan tanpa AC |
Dalam ruangan (ASIP beku yang telah dicairkan) | 190 – 260 C | 4 jam |
Kulkas (ASIP segar) | < 40 C | 2 – 3 hari |
Kulkas (ASIP beku yang telah dicairkan) | < 40 C | 24 jam |
Freezer (lemari es 1 pintu | 00 sampai -180 | 2 minggu |
Freezer (lemari es 2 pintu) | -180 sampai -200C | 3 – 4 bulan |
Deep Freezer | Suhu stabil di -200C atau kurang | 6 – 12 bulan |
Gambar 3. ASIP yang disimpan di kulkas (courtesy to my dear friend, Evri Retno Utari)
Ringkasan:
- Taruh ASI dalam kantung plastik food grade, botol kaca, atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik.
- Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
- Dinginkan dalam kulkas. Simpan sampai batas waktu yang diijinkan.
- Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan), gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan.
Selanjutnya, ketika ingin memberikan ASIP
pada si kecil, kita harus menghangatkannya dulu. Namun jangan
dipanaskan di atas api atau microwave/oven karena panas tinggi
mengakibatkan beberapa enzim penyerapan mati. Mula-mula letakkan botol
ASI ke dalam air dingin, kemudian secara perlahan-lahan beri air hangat
sampai ASI mencair (suhu airnya sama dengan suhu air yang biasa kita
gunakan untuk mandi atau suhu tubuh). Jika ingin mencairkan ASIP beku,
letakkan botol ASIP beku ke dalam kulkas semalam sebelumnya, esoknya
baru dicairkan dan dihangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah
dipindah ke kulkas. Lama penghangatan tergantung suhu ASI, tapi
prinsipnya buatlah suhu ASI seperti suhu tubuh karena akan menyerupai
ASI yang dikeluarkan langsung. Setelah dihangatkan bisa langsung
diberikan pada bayi.
Cara pemberiannya JANGAN menggunakan botol susu dan dot, melainkan disuapi pakai sendok atau cangkir.
Kalau si kecil langsung menyusu dari botol, lama-lama ia jadi “bingung
puting”. Jadi, ia hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu
dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola ibu masuk ke
mulut bayi. Jadi, kalau si kecil sudah “bingung puting”, tak heran bila
ia gagal mengeluarkan ASI di “gudang”nya. Salah satu tanda bayi
mengalami bingung puting adalah bayi menolak menyusu langsung dari Ibu.
Selain itu bila menyusu mulutnya mencucu seperti minum dari dot, dan
ketika menyusu bayi sebentar-bentar melepas hisapannya. Hasilnya,
payudara Ibu lecet. Akhirnya, si kecil jadi enggan menyusu langsung dari
payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara
kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit saja dotnya,
susu langsung keluar. (Cttn: Beberapa buku dan situs
menyusui mem’boleh’kan pemberian ASIP dengan botol. Untuk mnghindari
bingung puting perlu diperhatikan rambu-rambunya yang dapat dilihat disini)
Ibu tidak perlu merasa cemas bayi
kekurangan ASI berapapun jumlah ASI perah yang dikeluarkan. Memang, pada
awalnya bayi akan gelisah dengan jumlah yang mungkin lebih sedikit dari
biasanya, tapi bayi akan cepat beradaptasi. Pada hari keempat, bayi
akan terbiasa. Ia akan meminum seberapapun ASI yang tersedia. Kalau
ditinggali 500 ml, akan diminum; begitu juga dengan 300 ml, bahkan 200
ml. Namun ketika ibunya datang, ia akan minum habis-habisan. Jadi, bayi
tidak akan akan kekurangan ASI.
Ringkasan:
- Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu) atau yang paling segar (baik metode First In First Out/FIFO maupun Last In First Out/LIFO, perhatikan masa kadaluarsa)
- Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air hangat.
- Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
- Jangan gunakan microwave atau oven untuk menghangatkan karena akan menghancurkan nutrisi dan bahan-bahan kekebalan yang terkandung dalam ASI.
- Bagaimana dengan ASIP beku yg telah dicairkan ? (lihat tabel)
- bisa bertahan di suhu ruang maksimal 4 jam,
- jika belum dihangatkan, bisa dikembalikan ke lemari es dan bertahan 24 jam,
- jangan dibekukan kembali
- Bagaimana dengan ASIP yg sudah direndam air hangat tapi belum diminum?
- bisa dikembalikan ke lemari es, tetapi hanya bertahan 4 jam
- jangan dibekukan kembali
- Bagaimana dengan yang sudah diminum bayi (terkena mulut bayi)? Dibuang saja
Tips Pemberian lewat Cangkir (cup)
- Sediakan cangkir kecil (khususnya kaca), atau khusus cup feeder bayi.
- Setelah ASIP dicairkan, tuang ke cangkir dan minumkan ke bayi. Jangan khawatir tumpah-tumpah, untuk menampung tumpahannya sediakan dengan mangkuk kecil di bawah lehernya, untuk diminumkan lagi berulang-ulang sampai habis.
- Cara memberikan ASIP adalah dengan memiringkan gelas sampai bibir bayi menyentuh permukaan ASI. Bayi akan mengecap-ngecap dan menghisap, setelah itu baru dinaikkan sedikit-sedikit agar bayi bisa terus meminum ASInya. Jangan menuangkan isi gelas ke dalam mulut bayi, tindakan ini akan membuat bayi tersedak karena tidak siap.
- Latihan memberikan ASIP ini perlu kesabaran, paling tidak latihan dmulai seminggu sebelum masuk kerja. Sebaiknya pengasuhnya nanti yang belajar memberikan, sehingga bayi terbiasa. Bayi bisa mengenali aroma tubuh Ibu sehingga jika Ibu yang memberikan ia suka menolak (tentu saja dia memilih menyusu langsung)
- Keluhan yang lazim muncul adalah kemungkinan bayi menolak ASIP yang diberikan melalui sendok atau cangkir. Hal ini wajar terjadi pada hari-hari pertama pemberian ASIP. Buah hati Ibu bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok atau cangkir. Jadi, dengan sedikit belajar dan ketelatenan Ibu tidak perlu khawatir lagi kembali bekerja.
- Video pemberian ASIP melalui cangkir dapat dilihat disini
Perlu juga Ibu ingat, kesuksesan
pemberian ASIP selama Ibu bekerja juga ditentukan oleh kerjasama dengan
pengasuh. Hal ini tidaklah mudah apalagi yang ibu percayai merawatnya
adalah orangtua sendiri atau mertua. Untuk mempermudah kerjasama ini,
langkah pertama harus ada pemahaman yang sama mengenai pemberian dan
manfaat ASI eksklusif. Hal ini bisa jadi sedikit menyulitkan jika
pengalaman mereka dulu mungkin menyusui sambil dicampur susu atau
makanan padat. Ibu bisa pelan-pelan menjelaskan pada ibu atau ibu mertua
tentang pentingnya ASI eksklusif, resiko pemberian sufor dan suplemen
khususnya pada 6 bulan pertama, dan lain-lain. Semakin dini edukasi
diberikan semakin baik (misal sejak Ibu positif hamil). Kerjasama yang
baik antara orangtua dengan pengasuh di rumah (siapapun dia) juga
menentukan keberhasilan menyusui secara eksklusif.
Gambar 4. Cara pemberian ASIP dengan cup feeder
Macam Lochea dan Pengertiannya dan Penjelasannya
Macam Lochea dan Pengertiannya dan Penjelasannya
Sesuai judul, kali ini kita akan membahas mengenai jenis aneka macam
Lochea. Bagi orang yang menggeluti profesi atau pekerjaan di dunia
medis, seperti kedokteran, kebidanan dan keperawatan tentu tidak asing
lagi dengan istilah Lochea. Berdasarkan informasi yang diambil dari
situs tutorialkuliah.blogspot.co.id, Lochea merupakan cairan secret yang
berasal dari cavum uteri selama masa nifas.
Dari sumber informasi yang sama juga
dijelaskan Lochea terdiri atas beberapa macam yang dibedakan menurut
warnanya. Di awal masa pemulihan, biasanya Lochea yang keluar berwarna
merah terang kemudian berubah menjadi merah tua atau coklat
kemerah-merahan. Kemungkinan hal tersebut berisi sedikit
gumpalan-gumpalan atau bekuan-bekuan. Selain itu, Lochea hanya untuk
menunjukkan pemulihan uterin.
Jenis Lochea pada Masa Nifas
Agar lebih jelas, pada kesempatan kali ini akan diberikan informasi
mengenai jenis-jenis atau macam-macam dari Lochea. Inilah, beberapa
jenis Louchea yang dikutip dari situs
blogmakalahkesehatan.blogspot.co.id. Adapun beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut : [2]
1. Lochea Rubra atau Cruenta
Lochea jenis ini terdiri atas darah segar sisa-sisa selaput ketuban,
vernix, sel-sel desidua, lanugo, meconium dan caseose. Biasanya, Lochea
Rubra atau Cruenta akan terjadi selama 2 hari pasca proses persalinan.
2. Lochea Sanguinolenta
Berikutnya adalah Lochea Sanguinolenta yang merupakan lanjutan dari
Rubra atau Cruenta. Lochea jenis ini mempunyai warna kuning yang terdiri
dari darah dan lendir. Biasanya, akan terjadi selama hari ke tiga
hingga hari ke tujuh pasca prose persalinan.
3. Lochea Serosa
Lochea Serosa biasanya akan keluar pada hari ke tujuh hingga hari ke
empat belas pasca proses persalinan. Lochea Serosa mempunyai warna
kuning tetapi sudah tidak terdapat kandungan darah lagi di dalamnya.
4. Lochea Alba
Lochea Alba terdiri dari cairan putih yang biasanya akan keluar 2 minggu
setelah pasca persalinan. Dengan keluarnya Lochea Alba, menandakan
bahwa masa nifas seorang wanita yang sudah melahirkan akan segera
berakhir.
5. Lochea Parulenta
Lochea Parulenta ditandai dengan keluarnya cairan seperti nanah dan
berbau busuk. Biasanya, hal ini terjadi karena adanya infeksi sehingga
bila mengalami Lochea Parulenta harus segera memeriksakan diri ke
dokter.
6. Lochiotosis
Lochiotosis merupakan nama yang sering digunakan oleh tim medis ketika Lochea tidak keluar dengan lancar.
Itulah sedikit informasi yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan
kali ini. Sebagai bahan evaluasi, pada artikel ini telah dijelaskan
informasi seputar Lochea, mulai dari pengertian, macam atau jenis Lochea
hingga ciri-cirinya. Lochea merupakan hal yang wajar keluar saat masa
nifas setelah proses persalinan. Namun, jika kondisi tersebut dirasa
mengkhawatirkan seperti keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk
(Lochea Parulenta) segera periksakan kondisi tersebut kepada dokter
untuk mengetahui apakah ada infeksi di dalam rahim dan untuk mendeteksi
masalah lainnya.
Nah, itulah tadi beberapa aneka macam Lochea. Kalau ada kesalahan
ataupun kekurangan dalam artikel tersebut kami mohon minta maaf. Terima
kasih karena sudah membaca artikel di situs kami dan semoga infonya tadi
bisa bermanfaat!
Tanda-tanda Bahaya Pada Masa Nifas Yang Wajib Diketahui
Tanda-tanda Bahaya Pada Masa Nifas Yang Wajib Diketahui
Apa yang dimaksud dengan masa nifas?
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan bagi seorang ibu. Seperti yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya yaitu tentang Tahapan Dan Periode Masa Nifas Yang Dialami Oleh Ibu Melahirkan, masa nifas
disebut sebagai periode penyesuaian setelah melahirkan selama sistem
reproduksi ibu kembali ke keadaan pra-hamil/normal. Hal ini biasanya
berlangsung selama 42-49 hari (6-7 minggu) setelah melahirkan, dan
berakhir dengan ditandainya ovulasi pertama dan kembalinya menstruasi
normal.
Nah, kali ini kita akan membahas tentang tanda-tanda bahaya pada masa
nifas. Tanda-tanda bahaya pada masa nifas atau komplikasi masa nifas
adalah sesuatu hal yang wajib diwaspadai oleh setiap ibu yang baru
selesai melahirkan.
Beberapa wanita setelah melahirkan secara fisik akan merasakan
ketidaknyamanan terutama pada 6 minggu pertama setelah melahirkan
diantaranya mengalami beragam rasa sakit, nyeri, dan gejala tidak
menyenangkan lainnya adalah wajar dan jarang merupakan tanda adanya
sebuah masalah. Namun tetap saja, semua ibu yang baru melahirkan perlu
menyadari gejala-gejala yang mungkin merujuk pada komplikasi pasca
persalinan.
Gejala atau tanda bahaya yang harus diwaspadai
Gejala-gejala atau tanda yang harus diperhatikan dan diwaspadai oleh ibu yang baru selesai melahirkan diantaranya adalah:
1. Perdarahan setelah melahirkan
Dengan tanda dan gejala secara umum sebagai berikut :
Perdarahan yang membutuhkan lebih dari satu pembalut dalam waktu satu
atau dua jam, sejumlah besar perdarahan berwarna merah terang tiap saat
setelah minggu pertama pasca persalinan. Perdarahan normal setelah
melahirkan adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam
setelah anak lahir. Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian
yaitu: Perdarahan primer yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir
dan perdarahan setelah melahirkan sekunder yang terjadi setelah 24 jam,
biasanya antara hari ke-5 sampai ke-15 setelah melahirkan Hal-hal yang
menyebabkan perdarahan postpartum adalah atonia uteri, perlukaan jalan
lahir, terlepasnya sebagian ari ari dari rahim, tertinggalnya sebagian
dari ari-ari.
Tanda dan gejala perdarahan setelah melahirkan:
a. Perdarahan primer, rahim tidak berkontraksi dan lembek, perdarahan
segera setelah anak lahir biasanya disebabkan oleh Atonia uteri.
b. Perdarahan sekunder, darah yang keluar berbau amis dan menyengat biasa disebabkan oleh (Endometritis atau sisa ari-ari)
Penanganan Umum perdarahan setelah melahirkan:
Segera kunjungi dokter atau bidan apabila darah melebihi 500-600 ml
dalam masa 24 jam, rahim terasa tidak berkontraksi atau lembek, darah
yang keluar berbau menyengat.
2. Suhu Tubuh Meningkat
Suhu tubuh meningkat setelah 24 jam setelah melahirkan. Suhu tubuh
mencapai 40-41 derajat celcius pada hari ke 3 setelah melahirkan. Panas
badan mungkin dialami pada hari pertama setelah melahirkan, itu wajar
akibat dari dehidrasi selama proses persalinan, suhu normal 37-38
derajat. Usahakan untuk memperbanyak minum air.
Namun jika setelah 24 jam suhu ibu malah meningkat, maka waspada lah
terhadap adanya tanda-tanda infeksi setelah melahirkan. Sehingga ibu
wajib menghubungi bidan atau dokter yang menangani.
3. Sakit Kepala & Pengelihatan Kabur
Jika hal ini terjadi, maka perlu dilakukan pemeriksaan. Segera ajak ibu
ke tenaga medis untuk di lakukan pemeriksaan terhadap tanda-tanda
vitalnya. Seperti pernafasan, nadi, tensi dan suhu tubuhnya.
4. Pembengkakan Wajah
Jika terjadi hal ini, maka lakukan pemeriksaan segera. Apakah ada
varices, apakah ada pembengkakan pada kaki dan kemerahan. Jika ada, maka
segera kunjungi bidan, dokter, atau tenaga kesehatan terdekat.
5. Subinvolusi Uterus
Dengan tanda dan gejala secara umum sebagai berikut:
a) Darah setelah melahirkan yang baunya sangat tidak enak, seharusnya baunya sama seperti saat menstruasi.
b) Gumpalan darah yang banyak atau besar (seukuran jeruk limau atau
lebih besar) dalam lokhia. Subinvolusi uterus adalah proses involusi
rahim (pengecilan rahim) tidak berjalan sesuai sebagaimana mestinya,
sehingga proses pengecilan terlambat.
6. Tromboflebitis & Emboli Paru
Dengan tanda dan gejala secara umum sebagai berikut:
a) Rasa sakit hingga ke dada, yang bisa merupakan indikasi gumpalan
darah pada paru-paru (jangan dikacaukan dengan rasa nyeri dada yang
biasanya akibat mengejan terlalu kuat).
b) Rasa sakit di tempat tertentu, lemah dan hangat di betis atau paha
dengan atau tanpa adanya tanda merah, bengkak dan nyeri ketika
menggerakkan kaki, yang bisa merupakan tanda gumpalan darah pada saluran
darah di kaki.
7. Depresi Setelah Persalinan
Dengan tanda dan gejala secara umum sebagai berikut:
Depresi yang mempengaruhi kemampuan untuk mengatasi, atau yang tidak
mereda setelah beberapa hari, perasaan marah pada bayi terutama jika
perasaan itu dibarengi dengan keinginan buruk. Periode masa nifas
merupakan waktu dimana ibu mengalami stres pasca persalinan, terutama
pada ibu yang baru pertama kali melahirkan.
Tanda dan gejala yang mungkin diperlihatkan pada penderita depresi postpartum adalah:
- Perasaan sedih dan kecewa, sering menangis, merasa gelisah dan cemas,
kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang menyenangkan, nafsu makan
menurun, kehilangan energi dan motivasi untuk melakukan sesuatu, tidak
bisa tidur (insomnia).
Depresi setelah melahirkan dianggap bahaya karena mungkin ibu akan
mengabaikan si bayi. Maka wajib diwaspadai, dan segera ajak ibu ke
tenaga kesehatan bidan atau dokter untuk diberikan konseling dan
penjelasan agar ibu tidak mengalami depresi.
Demikian pengetahuan penting tentang tanda bahaya pada masa nifas (masa setelah melahirkan) yang wajib untuk diketahui oleh para ibu dan pasangannya.
Semoga Bermanfaat!
PENGERTIAN DAN MACAM MACAM ABORTUS
PENGERTIAN DAN MACAM MACAM ABORTUS
ABORTUS
APA ITU ABORTUS ?
Abortus/aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan dengan berat badan janin <500
gram dan usia kandungan < 20 minggu. Usia kehamilan yang cukup
bulan/aterm adalah 37-40 minggu.
APA TANDA-TANDA TERJADINYA ABORTUS ?
Tanda-tanda terjadinya abortus pada umumnya adalah:
- Terjadi kontraksi uterus/rahim
- Terjadi perdarahan uterus/rahim
- Dilatasi serviks (pelebaran mulut rahim)
- Ditemukan sebagian atau seluruh hasil konsepsi/pembuahan
Pada kehamilan, janin menempel di endometrium (dinding
uterus/rahim bagian dalam). Untuk itu,
endometrium harus tebal karena jika tipis maka janin tidak bisa menempel
di endometrium dengan sempurna. Tebal / tipisnya endometrium
dipengaruhi oleh hormon progesteron. Semakin banyak hormon progesteron,
maka endometrium akan semakin tebal sehingga janin bisa menempel dengan
sempurna. Sebaliknya semakin sedikit hormon progesteron, maka
endometrium akan semakin tipis sehingga janin kurang menempel dan akan
terjadi keguguran/abortus. Oleh karena itu disimpulkan bahwa salah satu
penyebab terjadinya abortus/keguguran adalah kurangnya hormon
progesteron.
APA SAJA KLASIFIKASI ABORTUS ?
Abortus diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
- Abortus Spontan
adalah pengakhiran kehamilan
sebelum 20 minggu yang berlangsung tanpa tindakan / tanpa disengaja.
- Abortus Buatan
adalah pengakhiran kehamilan
sebelum 20 minggu akibat tindakan yang disengaja.
- Abortus Terapeutik
adalah abortus buatan yang
dilakukan pada kehamilan sebelum 20 minggu atas indikasi tindakan medis.
APA SAJA PENYEBAB ABORTUS SPONTAN ?
Abortus spontan dapat disebabkan oleh:
- Kurangnya
hormon progesteron
- Kelainan
kromosom
- Infeksi
(chlamydia, mycoplasma, dll)
- Gangguan
endokrin/hormon (hipotiroidisme, diabetes mellitus)
- Oksidan
(rokok, alkohol, radiasi, dan toksin), dll
APA SAJA MACAM-MACAM ABORTUS SPONTAN ?
1. ABORTUS IMMINENS
Abortus imminens adalah ancaman
terjadinya abortus, ditandai perdarahan per vaginam(lewat vagina),
ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik
dalam kandungan.
2. ABORTUS
INSIPIENS
Abortus insipiens adalah abortus
yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah mendatar,
ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum
uteri dan dalam proses pengeluaran.
Ciri : Perdarahan per
vaginam dengan kontraksi makin lama makin kuat dan makin sering, serviks
sudah terbuka.
3. ABORTUS INKOMPLETUS
Abortus inkompletus adalah
peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20
minggu, berat janin < 500 gram
Ciri : Perdarahan per
vaginam yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka, sebagian
jaringan konsepsi keluar.
Penanganan : optimalisasi keadaan
umum dan tanda vital ibu (perdarahan banyak dapat menyebabkan syok),
pengeluaran seluruh jaringan konsepsi dengan eksplorasi digital dan bila
perlu dilakukan kuretase.
4. ABORTUS KOMPLETUS
Abortus kompletus adalah peristiwa
pengeluaran lengkap seluruh jaringan hasil konsepsi sebelum usia
kehamilan 20 minggu, berat janin < 500 gram.
Ciri : Perdarahan per vaginam yang banyak, kontraksi uterus, serviks sudah menutup, keluar jaringan hasil konsepsi, tidak ada sisa jaringan di dalam uterus.
Ciri : Perdarahan per vaginam yang banyak, kontraksi uterus, serviks sudah menutup, keluar jaringan hasil konsepsi, tidak ada sisa jaringan di dalam uterus.
Penanganan :
optimalisasi keadaan umum dan tanda vital ibu.
5. ABORTUS HABITUALIS
Abortus habitualis adalah kejadian
abortus berulang pada 3 kehamilan atau lebih berturut - turut. Abortus
habitualis umumnya disebabkan karena kelainan anatomik uterus (mioma,
septum, serviks inkompeten, dll), atau kelainan faktor-faktor imunologi.
Pada kasus abortus habitualis perlu dilakukan pemeriksaan
USG untuk melihat ada/tidaknya kelainan anatomi. Selain itu juga perlu
dilakukan rangkaian pemeriksaan faktor-faktor hormonal / imunologi /
kromosom.
6. MISSED ABORTION
Missed abortion adalah embrio/fetus
meninggal dalam kandungan dan masih tertahan dalam kandungan. Biasanya
didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang
spontan atau menghilang setelah pengobatan.
Penanganan : mengeluarkan jaringan konsepsi dengan stimulasi kontraksi
uterus. Jika dilakukan tindakan kuretase, maka harus sangat hati-hati
karena jaringan telah mengeras, dan dapat terjadi gangguan pembekuan
darah akibat komplikasi kelainan koagulasi (hipofibrinogenemia).
APA PENGERTIAN ABORTUS TERAPEUTIK ?
Abortus terapeutik adalah abortus buatan
yang dilakukan atas indikasi tindakan medis dilakukan. Abortus
terapeutik dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu, atas
pertimbangan / indikasi kesehatan wanita dimana bila kehamilan itu
dilanjutkan akan membahayakan dirinya, misalnya pada wanita dengan
penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, dll. Dapat juga dilakukan
atas pertimbangan / indikasi kelainan janin yang berat.
BAGAIMANA PENANGANAN TERHADAP ANCAMAN ABORTUS?
Dokter sering menganjurkan tirah baring
dan pemberian progesteron pada wanita hamil yang mengalami ancaman
abortus tetapi bukti ilmiah untuk manajemen ini masih jarang.
TIRAH BARING
Meskipun tidak ada bukti
pasti bahwa tirah baring dapat mempengaruhi kehamilan, istirahat dari
aktivitas selama beberapa hari dapat membantu wanita merasa aman, juga
memberikan efek psikologis.
PROGESTERON
Progesteron diberikan pada 13 – 40%
wanita dengan ancaman abortus. Progesteron merupakan produk utama dari
corpus luteum (bagian dari indung telur) dan pemberian prostagen
diharapkan dapat membantu corpus luteum dalam memproduksi progesteron
dan menginduksi relaksasi rahim yang sedang mengalami kontraksi. Dalam
sebuah studi kecil, pemberian progesteron dapat mengurangi kram pada
rahim secara subjektif lebih cepat dibandingkan dengan tirah baring
saja.
DLLPerubahan Saat Menopause
7 Perubahan Saat Menopause
1. Kulit mengerutKering dan kehilangan elastisitas akan dialami. Kadang-kadang disertai formikasi, yaitu sensasi atau rasa pada kulit seperti dirambati semut. Ini merupakan dampak langsung dari berkurangnya oestrogen. Perubahan kondisi kulit ini merupakan akibat ketidakseimbangan hormon oestrogen dan testosteron. Wanita yang peka dengan hormon testosteronnya sendiri akan mengalami kerontokan rambut di kepala, sementara rambut-rambut halus muncul di badan, juga muncul jerawat.
Bisa dibantu dengan pemberian pelembap. Bagi Anda yang merokok disarankan untuk berhenti merokok agar kulit tidak semakin kering dan keriput.
2. Kaku dan sakit
Bila Anda selama ini mengira hot flushes adalah gejala utama menopause, tidak selalu benar. Sendi kaku dan sakit lebih sering terjadi ketimbang hot flushes. Mungkin Anda sempat mengira olah raga lari, jalan cepat atau angkat beban sudah terlalu berat untuk tubuh Anda.
Bisa dibantu dengan menambahkan minyak ikan dalam menu harian Anda sebagai suplemen. Olah raga masih tetap boleh dilakukan.
3. Rasa terbakar
Berhubungan seks tak lagi menyenangkan, karena ada rasa seperti terbakar sebelum dan sesudahnya. Padahal berhubungan seks di masa ini lebih bebas karena Anda tak perlu takut hamil. Tetapi berkurangnya hormon oestrogen mengakibatkan penipisan pada jaringan vagina, sehingga hubungan seksual menimbulkan rasa panas, dan orgasme pun sulit dicapai.
Bisa dibantu dengan pelumas. Selain itu, lakukan latihan untuk memperkuat otot-otot panggul untuk memperbaiki kehidupan seksual Anda.
4. Mendengkur seperti cowok
Mendengkur lazim dialami wanita di usia tertentu sebagai sleep apnoea, yaitu terhalangnya saluran napas beberapa kali dalam satu jam selama Anda tidur. Meski mendengkur bukan serta merta akibat menopause, tetapi peningkatan berat badan mengakibatkan melemahnya otot penghubung saluran napas.
Bisa dibantu dengan mengubah posisi tidur. Bila tidur dalam posisi telentang membuat Anda mendengkur, ubah posisi tidur Anda dengan miring. Bila suami Anda mengatakan bahwa Anda sempat berhenti bernapas, atau Anda bangun setiap pagi dengan rasa letih, segeralah ke dokter.
5. Makan banyak seperti ABG
Tidak berhenti makan, dan sering nyamil seperti anak baru gede merupakan efek samping menopause. Penyebabnya fisik dan emosi. Perubahan nafsu makan saat menopause bisa seperti saat premenstrual syndrome. Bila Anda ‘ngidam’ makanan yang manis-manis, pertanda Anda mengalami resistensi insulin yang terjadi karena meningkatnya berat badan. Akibat sleep apnoea dan lelah karena tidur tidak nyenyak, makan dalam jumlah banyak merupakan jalan pintas untuk memperoleh tenaga.
Bisa dibantu dengan makan sedikit-sedikit sepanjang hari untuk menghindari makanan yang manis-manis di malam hari. Konsumsi buah-buahan dengan kadar gula rendah, roti dengan glikemik indeks yang rendah dipadu dengan protein atau yogurt untuk menjaga kadar gula darah dan nafsu makan tetap stabil. Menopause datang bersamaan dengan turunnya metabolism tubuh sehingga olah raga teratur dan mengatur pola makan sangat penting.
6. Lidah terasa panas
Disebut Burning Mouth Syndrome (BMS), dan bisa dialami oleh siapa saja tetapi sangat khas terjadi setelah menopause. BMS menghasilkan rasa panas di rongga mulut. Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi ada ahli yang mengatakan bahwa terjadinya perubahan hormon berdampak pada serat-serat syaraf kecil di mulut. Hal ini dialami 1 dari 3 wanita yang sudah menopause meski mereka tidak mengalami masalah dengan gigi dan gusi. Masalah lain pada mulut adalah mulut kering, dan gigi goyah.
Bisa dibantu dengan memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D untuk menjaga kekuatan gigi dan tulang. Ada cara untuk mengatasi BMS, tetapi yang paling penting adalah Anda harus menghindari minuman beralkohol, tembakau, obat kumur yang mengandung alkohol, dan makanan pedas.
7. Kehilangan banyak perbendaharaan kata
Lupa syair lagu favorit? Lupa nama tetangga sebelah rumah? Jangan cemas, karena Anda bukan satu-satunya yang mengalami ini. Ada hubungan yang erat antara menopause dengan daya ingat dan konsentrasi. Anda akan sering kehilangan kata-kata saat bicara atau menjadi kurang gesit. Ini hanya sementara.
Bisa dibantu dengan olah raga teratur dan cukup tidur. Kedua hal ini dapat mengembalikan daya ingat Anda.
Perubahan Kondisi Wanita Pada Saat Menstruasi
Perubahan Kondisi Wanita Pada Saat Menstruasi
Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi.
Saat menstruasi, wanita akan mengalami pendarahan dari vagina selama kira-kira 2-7 hari dengan volume darah rata-rata sekitar 40mililiter. Tetapi ada juga sebagian wanita yang mengeluarkan darah yang lebih banyak. Volume pendarahan terbanyak selama menstruasi biasanya terjadi pada hari pertama dan kedua.
Dalam siklus menstruasi, perubahan kadar hormon di dalam tubuh wanita akan terjadi, khususnya pada masa sebelum menstruasi. Berubahnya jumlah hormon dapat menyebabkan dampak pada fisik dan emosi yang terkadang dapat muncul berhari-hari sebelum menstruasi. Gejala ini disebut sindrom prahaid (PMS).
Perubahan fisik yang biasanya muncul sebelum menstruasi.
- Lemas dan lelah.
- Sakit kepala.
- Perut kembung dan mual.
- Payudara yang membesar dan terasa nyeri.
- Kenaikan berat badan.
- Nyeri pada otot, sendi, punggung, serta perut bagian bawah.
- Berkurangnya gairah seks.
- Perubahan pada nafsu makan.
- Diare atau konstipasi.
- Merasa sedih atau depresi.
- Sering uring-uringan.
- Suasana hati yang tidak stabil.
- Sulit berkonsentrasi.
- Mudah menangis.
- Kecemasan berlebihan.
- Linglung dan pelupa.
- Turunnya rasa percaya diri.
Beberapa gejala tersebut akan berkurang saat menstruasi berlangsung dan berakhir beberapa hari setelah menstruasi. Namun gejala lainnya, terutama kenaikan berat badan, harus diatasi dengan mengkonsumsi pola makan sehat dan olahraga secara rutin.
Angka kematian ibu dan Angka kematian bayi
1 ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KWMATIAN BAYI
a.
Pengertian
Kematian adalah akhir dari kehidupan ketiadaan nyawa
dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup
pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit
atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan
(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Kematian maternal adalah kematian
wanita sewaktu hamil, melahirkan, atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan, tidak bergantung dari lama lokasi kehamilan, disebabkan apapun yang
berhubungan dengan kehamilan atau penangananya, tetapi tidak secara kebetulan
atau oleh penyebab tambahan lainya (Prawirohardjo S, 2002; 22).
Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang
telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target
yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah
kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan
dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan
pembangunan millenium masihmembutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus
menerus.
Di Indonesia, upaya Safe Motherhood diterjemahkan sebagai Upaya
Kesejahteraan/Keselamatan Ibu. Istilah ”Kesejahteraan Ibu” menunjukkan ruang
lingkup yang lebih luas, meliputi hal-hal diluar kesehatan, sedangan
”Keselamatan Ibu” mempunyai konotasi yang terkait langsung dengan aspek
kesehatan. Dibandingkan dengan angka kematian bayi (selanjutnya disingkat AKB),
perbedaan AKI ternyata jauh lebih besar. Hasil penelitian WHO dan UNFPA
menunjukkan tingginya AKI di berbagai negara berkembang, serta lebarnya jurang
antara keadaan di negara berkembang dan keadaan di negara maju. (AKI ) Angka kematian ibu sebagai
akibat langsung / tidak langsung dalam 100.000 kelahiran hidup.
b. Klasifikasi
1. Direct obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang langsung
disebabkan oleh komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau
kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai hal yang terjadi
akibat tindakan-tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin atau
nifas. Di negara berkembang, sekitar 95% kematian ibu termasuk dalam kelompok
ini.
2. Indirect obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang disebabkan
oleh suatu penyakit, yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang atau
bertambah berat akibat kehamilan atau persalinan.
c. Ruang lingkup
a. Dunia
1) 180-200 juta kehamilan pertahun
2) 75 juta unwanted pregnancy
3) 50 juta kasus induced
abortion
4) 20 juta kasus aborsi yang
tidak aman
5) 600.000 kematian ibu (1
orang per menit)
6) 1 kematian ibu = 30
kesakitan ibu
b. Indonesia
1) 5 juta kehamilan per tahun
2) 20.000 kehamilan berakhir
dengan kematian ibu
3) AKI tertinggi di ASEAN
373/100.000 kelahiran hidup
4) (SKRT, 1997)
d. Penyebab Kematian Ibu :
a)
Langsung
Berhubungan
dengan komplikasi obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifas
(post-partum).
Mayoritas
penyebab kematian ibu adalah penyebab langsung, seperti :
1.
Perdarahan : 45.2 %
2.
Komplikasi Aborsi : 11.1 %
3.
Eklamsia : 12.9 %
4.
Partus Macet : 6.5 %
5.
Sepsis
Postpartum :
9.6 %
6.
Anemia : 1.6 %
7.
Ketuban
pecah dini
8.
Cedera
maternal
9.
Kehamilan
ganda
10. Lilitan tali pusat
11. Kelainan letak lain selama kehamilan dan kelahiran.
b)
Tidak
langsung : 14.1 %
Diakibatkan
oleh penyakit yang telah diderita ibu, atau penyakit yang timbul selama
kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstetrik, tapi
penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan.
Ada juga yang
yang dikenal dengan 3 “terlambat” dan 4 “terlalu”, yang terkait dengan faktor
akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kasus 3 Terlambat, yaitu:
1.
Terlambat mengenali tanda bahaya
persalinan dan mengambil keputusan.
2.
Terlambat dirujuk.
3.
Terlambat ditangani oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan.
Berdasarkan Riskesdas 2010, masih
cukup banyak ibu hamil dengan faktor risiko 4 Terlalu, yaitu:
1) Terlalu muda,
hamil dan melahirkan. Di zaman ini wanita cepat mengalami menstruasi, selain
itu cepat nikah dan hamil sehingga resiko melahirkan tinggi. Secara medis umur
dibawah 20 tahun alat produksi belum optimal, sehingga tidak disarankan untuk
menikah terlebih dahulu.
2) Terlalu tua. Usia
di atas 35 tahun tidak disarankan untuk hamil karena resikonya tinggi. Dengan
bertambahnya usia semakin menurunkan juga kualitasnya, sehingga rentan terhadap
meninggalnya si ibu.
3) Terlalu sering
punya anak yang mengakibatkan sering terjadi pendarahan.
4) Terlalu rapat
jarak melahirkan. Belum terlalu pulih melahirkan pertama, melahirkan lagi
sehingga punya resiko yang lebih tinggi pula.
Hasil Riskesdas juga menunjukkan
bahwa cakupan program kesehatan ibu dan reproduksi umumnya rendah pada ibu-ibu
di pedesaan dengan tingkat pendidikan dan ekonomi rendah. Secara umum, posisi
perempuan juga masih relatif kurang menguntungkan sebagai pengambil keputusan
dalam mencari pertolongan untuk dirinya sendiri dan anaknya. Ada budaya dan
kepercayaan di daerah tertentu yang tidak mendukung kesehatan ibu dan anak.
Rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap masih
banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang pada akhirnya terkait dengan
kematian ibu dan bayi.
ICD-X mendefinisikan beberapa periode
berkaitan dengan kehamilan dan
kelahirannya sebagai berikut:
Ø Masalah Kebidanan Komunitas
1)
Periode Perinatal
periode antara umur gestasi 22 minggu
lengkap (154 hari- usia dimana berat lahir normalnya mencapai 500gram) sampai 7
hari setelah dilahirkan. Dengan demikian yang dimaksud dengan kematian
perinatal adalah kematian yang terjadi pada janin ketika usia kehamilan
mencapai 22 minggu lengkap sampai pada saat 7 hari setelah dilahirkan.
2)
Periode neonatal
periode mulai saat bayi dilahirkan
sampai dengan usia 28 hari. Kematian neonatal (yaitu kematian yang terjadi pada
saat bayi baru lahir sampai berumur 28 hari) dapat dibedakan menjadi kematian
neonatal dini dan kematian neonatal lanjut. Kematian neonatal dini adalah
kematian yang terjadi pada bayi dalam periode 7 hari setelah bayi dilahirkan,
sedangkan kematian neonatal lanjut adalah kematian yang terjadi pada bayi
berusia 8-28 hari.
2.
Angka
Kematian Bayi
a. Pengertian
Angka kematian bayi ( Infrant Mortality
Rate) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat
kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan penduduk secara umum.
Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Angka kematian bayi tersebut dapat didefenisikan sebagai
kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia
tepat satu tahun (BPS). Sedangkan untuk menghitung angka kematian bayi dapat
dihitung dengan cara :
Jumlah kematian bayi
dibawah umur 1 tahun selama tahun x
AKB = X
1000
Jumlah kelahiran
selama tahun x
b.
Konsep mati
Konsep mati perlu diketahui guna untuk
mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang –
kadang sulit untuk memberikan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik.
Menurut konsepnya, terdapat 3 keadaan vital yang masing – masing bersifat mutually
exclusive, artinya keadaanyang satu tidak mungkin terjadi bersamaan dengan
salah satu keadaan lainnya.
Tiga keadaan vital tersebut ialah :
1. Lahir
hidup ( live birth)
Lahir hidup yaitu, peristiwa keluarnya
hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya
kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dam
mempunyai tanda – tanda kehidupan lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali
pusat, atau gerakan – gerakan otot, tanpa memandang tali pusat sudah dipotong
atau belum (Utomo,Budi. 2007 : 84)
2. Mati (death)
Mati adalah hilangnya semua tanda –
tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup (Utomo,Budi. 2007 : 84).
3. mati (fetal
death)
Lahir mati yaitu menghilangnya tanda –
tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan
dari rahim ibunya (Utomo, Budi. 2007 : 84).
Secara garis besar , dari sisi
penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian
bayi endogen atau yang dikenal atau yang umum disebut dengan kematian neonatal
adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
duperoleh dari orang tuanya selama dalam kandungan (Badan Pusat Statistik).
Sedangkan kematian bayi eksogen atau
kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah satu bulan
sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
berhubungan dengan pengaruh lingkungan sekitar (Badan Pusat Statistik).
Langganan:
Postingan (Atom)