Jumat, 21 Oktober 2016

Penyebab dan Cara Mengatasi Anemia

Penyebab dan Cara Mengatasi Anemia

Penyebab dan Cara Mengatasi Anemia

 

Menurut data ADB (Asian Development Bank) tahun 2012 dalam growupclinic.com (9/10/2012), anak-anak penderita anemia di Indonesia jumlahnya mencapai 22 juta jiwa. Selain itu, menurut survei yang dilaporkan Herman Genie dari thejakartaglobe.com (17/4/2014), Project Hope Indonesia dan Buana Kusuma Foundation yang keduanya merupakan badan kesehatan NGO, ditemukan sebanyak 39 persen dari total 365 responden yang terdiri dari para wanita bekerja di tiga daerah di Jawa Barat menderita anemia. Sedangkan 22 persen responden terindikasi memiliki risiko terkena anemia. 
 
Anemia memang menjadi penyakit paling banyak mengganggu kesehatan ibu dan anak di negara berkembang. Anemia sendiri berarti kondisi tubuh yang kekurangan sel darah merah (hemoglobin) Sel darah merah berfungsi untuk mengantarkan suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh. Karena suplainya berkurang, maka tubuh mudah lelah, letih dan lesu. 
 
Apa penyebab penyakit anemia, gejala penyakit anemia, dan cara mengatasinya? Simak pembahasannya di bawah ini. 
 

Penyebab Penyakit Anemia 

Seseorang dikatakan menderita penyakit anemia karena jumlah sel darah merahnya di bawah normal. Kandungan sel darah merah dalam tubuh berbeda pada tiap orang, hal itu tergantung pada usia, jenis kelamin, tempat tinggal, kebiasaan merokok, dan status kehamilan. Lalu apa penyebab anemia, berikut faktornya: 
  • Kurang asupan nutrisi pembentuk sel darah merah. Sel ini dibentuk oleh zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin C. 
  • Pendarahan hebat. Hal ini bisa terjadi karena kecelakaan, persalinan atau pecahnya pembuluh darah. 
  • Masalah sumsum tulang belakang. Salah satu contohnya anemia aplastik, suatu kondisi yang membuat sumsum tulang belakang tidak bisa memenuhi jumlah normal produksi sel darah merah. Anemia aplastik bisa disebabkan oleh inveksi virus, paparan bahan kimia, radiasi, antibiotik, obat antikejang atau dalam perawatan kanker. 
  • Banyaknya sel darah merah yang hancur. Harusnya umur sel darah merah adalah 120 hari, tapi karena suatu hal, sel darah merah hancur lebih cepat. Kondisi ini disebut anemia hemolitik. Penyebabnya bisa dari thalasemia, defisiensi G6PD (umumnya sel darah normal memiliki bentuk seperti donat. Bentuk sel darah seperti sabit sulit untuk melewati pembuluh darah) dan anemia sel sabit (bentuk sel darah merah biasanya seperti donat. Karena berbentuk sabit jadi sulit untuk melewati pembuluh darah, apalagi pembuluh darah yang menyempit). 
  • Kondisi tertentu. Beberapa kondisi tertentu menyebabkan seseorang mengalami anemia, seperti kondisi ibu hamil, gagal ginjal, infeksi parasit, dan leukimia. Ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi dan gagal ginjal menyebabkan berkurangnya kompenen pembentuk sel darah merah yakni erythropoietin. Infeksi parasit, seperti adanya cacing tambang dalam tubuh yang menyerap darah. Leukimia (kanker darah) yang dapat menyebabkan mudahnya timbul pendarahan. Selain itu, ada beberapa kondisi tertentu yang menyebabkan sel darah merah berkurang atau hilang. 
 
 

Gejala Penyakit Anemia  

Berikut tanda-tanda atau gejala penyakit anemia dalam tubuh : 
  • Cepat lelah. Hal ini disebabkan kurangnya asupan oksigen akibat rendahnya jumlah sel darah merah, maka tubuh mudah terasa lelah. 
  • Kelopak mata pucat. Salah satu cara mudah mendeteksi kurangnya sel darah merah adalah memperhatikan kelopak mata bagian bawah jika pucat berarti ada kemungkinan menderita anemia. 
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur. Hal ini disebabkan kurangnya oksigen yang mengalir dalam tubuh. 
  • Sesak napas. Mudah terengah-engah saat melakukan aktivitas harian. 
  • Mual. Saat bangun tidur, penderita anemia sering merasa mual. 
  • Menurunnya kekebalan tubuh. Fungsi organ tubuh menjadi tidak maksimal karena kurangnya oksigen. Alhasil daya tahan tubuh menurun. 
  • Rambut rontok, muka pucat, sakit kepala, ujung jari pucat, nyeri di dada, tangan dan kaki dingin, juga termasuk gejala dari anemia. 
  • Lakukan pemeriksaan darah untuk memastikan apakah Anda mengidap penyakit anemia atau tidak. 
 

Cara Mengatasi Penyakit Anemia  

Mencegah penyakit sejak dini dapat menurunkan risiko komplikasi di masa akan datang. Begitu pun dengan anemia, bila dicegah sejak dini akan mudah disembuhkan. Berikut ini sejumlah pencegahan penyakit anemia. 
  1. Perbanyak makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, vitamin C, dan asam folat. Zat tersebut banyak terdapat pada daging, kacang, sayuran berwarna hijau, jeruk, pisang, sereal, susu, melon dan buah beri. 
  2. Hindari minum kopi, teh, atau susu sehabis makan karena dapat mengganggu proses penyerapan zat besi dalam tubuh. 
  3. Transfusi darah. Tambahan darah sesuai kebutuhan akan cepat mengembalikan jumlah sel darah merah dalam kondisi normal. Namun, setelah normal, pasien hendaknya menjaga agar terus stabil. 
  4. Konsumsi suplemen. Pilih suplemen yang mengandung zat besi dan vitamin lengkap lainnya sebagai penunjang pembentukan sel darah merah. Namun jangan bergantung pada suplemen. Kandungan zat dalam suplemen biasanya lebih besar dari yang dibutuhkan tubuh sehingga menyebabkan kerja ginjal bertambah berat. Maka jika gejala anemia sudah hilang, lakukan pola hidup yang baik agar kesehatan ibu dan anak terjaga dan anemia tidak kambuh lagi. 
Jangan anggap enteng anemia, selain bisa mengganggu kesehatan ibu dan anak bila tidak segera ditangani bisa timbul aneka komplikasi seperti kelelahan kronik, gagal jantung, dan bahkan kematian.

 

Cara Untuk Mencegah Terjadinya Infeksi Pada Luka

Cara Untuk Mencegah Terjadinya Infeksi Pada Luka

 

(Cara Untuk Mencegah Terjadinya Infeksi Pada Luka) – Salah satu fungsi Kulit adalah sebagai penghalang masuknya beberapa macam bakteri kedalam tubuh yang dilengkapi dengan cairan berupa lendir dan zat-zat kimia. Jika kulit rusak, misalnya luka atau lecet, kemungkinan bakteri akan masuk. Sel darah putih keluar dari kapiler untuk melawan bakteri yang masuk. Kalau darah putih tidak dapat bertahan dan mati bersama-sama dengan rusaknya jaringan yang berada disekitarnya, menimbulkan bengkak dan membentuk nanah.
Darah putih menghancurkan bakteri dengan cara menggumpalkan sebelum bakteri masuk kesistem sirkulasi. Jika ada bakteri yang dapat masuk kedalam pembuluh darah dan ikut dengan aliran darah segera ditangkap oleh granulosit di dalam kelenjar limf, limpa dan hati.Darah putih dalam jaringan ini disebut makrofage.
Untuk mencegah infeksi, luka harus dirawat dengan baik. Luka perlu diberi obat untuk membunuh bakteri. Selain itu, perlu dibalut dengan kain pembalut yang bersih dan steril atau suci hama sehingga bakteri mati. Demikian pula pakaian, tangan dan alat-alat yang lainnya harus steril.
Luka yang agak dalam perlu diberi suntikan anti tetanus serum (ATS) secepat mungkin karena kemungkinan bakteri tetanus masuk kedalam luka. Bakteri tetanus yang masuk kedalam luka akan mengeluarkan toksin tetanus yang sangat berbahaya karena menyerang sistem saraf dan sukar dilawan oleh antibodi di dalam tubuh. Dengan adanya suntikan ATS, bakteri tetanus idak dapat berkembang biak dan akhirnya binasa.

3 Posisi Menyusui Bayi Kembar

3 Posisi Menyusui Bayi Kembar


Menyusui bayi kembar memang tidak mudah. Pilih posisi yang paling nyaman. Karena kenyamanan selama menyusui sangat penting untuk kelancaran proses laktasi. Silahkan pilih dari ketiga posisi berikut ini, sesuai kenyamanan Anda dan si kembar.

1. Posisi Menggendong (The Cradle Hold)
  • Peluk kedua bayi dengan kepala ditempatkan pad alekuk siku tangan Anda. Kepala bayi yang menyusu pada payudara kanan, diletakkan pada lekuk siku tangan kanan Anda dan bokongnya pad atelapak tangan kanan Anda. Lakukan sebaliknya bila bayi menyusu pada payudara kiri.
  • Arahkan badan bayi, sehingga telinga bayi berada pad asatu garis lurus dengan tangan bayi yang ada di atas (bayi berbaring menyamping)
2. Posisi Menyangga Kepala (The Clutch Or Football Hold)
  • Kedua kepala bayi disangga dengan telapak tangan Anda, sementara tubuh mereka diselipkan di bawah kedua tangan Anda (seperti memegang bola atau tas tangan). Bila menyusui bayi pad apayudara kanan, maka Anda akan memegangnya dengan tangan kanan. Demikian pula sebaliknya.
  • Letakkan tangan Anda di atas bantal pada pangkuan Anda atau di samping, lalu sangga bahu, leher dan kepala kedua bayi Anda dengan kedua tangan. Arahkan mulut bayi kea rah putting susu. Biarkan kakinya menjulur ke belakang.
3. Posisi Gabungan
  • Anda dapat menyusui salah satu bayi Anda dengan posisi menggendong, dan bayi Anda yang lain dengan posisi menyangga kepala. Lakukanlah secara bergantian.

Anatomi panggul dan macam-macam panggul

Anatomi panggul dan macam-macam panggul


TULANG-TULANG PANGGUL
Tulang-tulang panggul terdiri dari
1) os koksa yang terdiri a) os ilium,b) os iskium,c) os pubis
2) os sakrum
3) os koksigis

[Picture1MMMMMMM.jpg]

Tulang-tulang ini satu dengan lainnya berhubungan. Di depan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut simfisis. Di belakang terdapat artikulasio sakro-iliaka yang menghubungkan os sakrum dengan os ilium. Di bawah terdapat artikulasio sakro-koksigea yang menghubungkan os sakrum dengan os koksigis. Di luar kehamilan artikulasio ini hanya memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar, misalnya ujung os koksigis dapat bergerak ke belakang sampai sejauh lebih kurang 2,5 cm. Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis menonjol ke depan pada partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan cunam ujung os koksigis itu dapat ditekan ke belakang.
Pada seorang wanita hamil yang bergerak terlampau cepat dari duduk langsung berdiri, sering dijumpai pergeseran yang lebar pada artikulasio sakro-iliak. Hal demikian dapat menimbulkan rasa sakit di daerah artikulasio tersebut. Juga pada simfisis tidak jarang dijumpai simfisiolisis sesudah partus atau ketika tergelincir, karena longgarnya hubungan di simfisis. Hal demikian dapat menimbulkan rasa sakit atau gangguan jalan. Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor, dan pelvis minor.Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis, disebut pula false pelvis. Bagian yang terletak di bawah linea terminalis disebut pelvis minor true pelvis . Bagian akhir ini adalah bagian yang mempunyai peranan penting dalam obstetri dan harus dapat dikenal dan dinilai sebaik-baiknya untuk dapat meramalkan dapat-tidaknya bayi melewatinya. Bentuk pelvis minor ini menyerupai saluran yang mempunyai sumbu melengkung ke depan (sumbu Carus) Sumbu ini secara klasik adalah garis yang menghubungkan titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata vera pada pintu atas panggul dengan titik-titik sejenis di Hodge II, III, dan IV. Sampai dekat Hodge III sumbu itu lurus, sejajar dengan sakrum, untuk seterusnya melengkung ke depan, sesuai dengan lengkungan sakrum. Hal ini penting untuk diketahui bila kelak mengakhiri persalinan dengan cunam agar supaya arah penarikan cunam itu disesuaikan dengan jalannya sumbu jalan-lahir tersebut.

RONGGA PANGGUL

Rongga panggul dibagi atas dan bawah oleh bidang apertura pelvis superior (dalam obstetri sering disebut sebagai pintu atas panggul, PAP).
Apertura pelvis superior dibentuk oleh :
- promontorium os sacrum di bagian posterior
- linea iliopectinea (linea terminalis dan pecten ossis pubis) di bagian lateral
-symphisis os pubis di bagian anterior
Inklinasi panggul adalah sudut yang terbentuk antara bidang yang melalui apertura pelvis superior dengan bidang horisontal (pada keadaan normal sebesar 60 derajat).
Bagian di atas / kranial terhadap apertura pelvis superior disebut sebagai pelvis spurium (pelvis major), merupakan bagian bawah / kaudal daripada rongga abdomen.
Makna obstetriknya adalah untuk menahan alat-alat dalam rongga perut dan menahan uterus yang berisi fetus yang terus bertambah besar secara bermakna mulai usia kehamilan bulan ketiga.Bagian di bawah / kaudal terhadap apertura pelvis superior disebut sebagai pelvis verum (pelvis minor), merupakan rongga panggul yang sangat menentukan kapasitas untuk jalan lahir bayi pada waktu persalinan (verum=sebenarnya, disebut juga true pelvis).

Dinding-dinding rongga panggul 

1. dinding anterior : pendek, dibentuk oleh corpus, rami dan symphisis ossium pubis
2. dinding posterior : dibentuk oleh permukaan ventral os sacrum dan os coccygis serta muskulus pyriformis yang membentang pada permukaan ventral os sacrum dan diliputi oleh fascie pelvis.
3. dinding lateral : dibentuk oleh bagian os coxae di bawah apertura pelvis superior, membrana obturatoria, ligamentum sacrotuberosum, ligamentum sacrospinosum, dan muskulus obturator internus dengan fascia obturatoria.
4. dinding inferior / dasar panggul : dibentuk oleh diaphragma pelvis (mm.levator ani, mm coccygei, fascia diaphragmatis pelvis, trigonum urogenitale) yang berfungsi menahan alat-alat rongga panggul. Diaphragma pelvis membagi lagi rongga panggul bagian bawah menjadi bagian rongga panggul utama (bagian atas diaphragma pelvis) dan bagian perineum (bagian bawah diaphragma pelvis).

PELVIS VERUM

Mempunyai pintu masuk yaitu apertura pelvis superior, dan pintu keluar apertura pelvis inferior (dalam obstetri disebut sebagai pintu bawah panggul, PBP).
Ada 4 tipe panggul dasar / karakteristik, menurut klasifikasi Caldwell-Moloy :
1. tipe gynaecoid : bentuk pintu atas panggul seperti ellips melintang kiri-kanan, hampir mirip lingkaran. Diameter transversal terbesar terletak di tengah. Dinding samping panggul lurus. Merupakan jenis panggul tipikal wanita (female type).
2. tipe anthropoid : bentuk pintu atas panggul seperti ellips membujur anteroposterior. Diameter transversal terbesar juga terletak di tengah. Dinding samping panggul juga lurus. Merupakan jenis panggul tipikal golongan kera (ape type).
3. tipe android : bentuk pintu atas panggul seperti segitiga. Diameter transversal terbesar terletak di posterior dekat sakrum. Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin sempit ke arah bawah. Merupakan jenis panggul tipikal pria (male type).
4. tipe platypelloid : bentuk pintu atas panggul seperti "kacang" atau "ginjal". Diameter transversal terbesar juga terletak di tengah. Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin lebar ke arah bawah.
Pada banyak kasus, bentuk panggul merupakan tipe campuran.
 

BEBERAPA UKURAN PANGGUL WANITA YANG MEMILIKI MAKNA/ KEPENTINGAN OBSTETRIK

Diameter anteroposterior pintu atas panggul (conjugata interna, conjugata vera)
Jarak antara promontorium os sacrum sampai tepi atas symphisis os pubis. Tidak dapat diukur secara klinik pada pemeriksaan fisis.
apertura pelvis inferior merupakan dua segitiga yang bersekutu pada alasnya (pada garis yanSecara klinik dapat diukur conjugata diagonalis, jarak antara promontorium os sacrum dengan tepi bawah symphisis os pubis, melalui pemeriksaan pelvimetri per vaginam.
Diameter obliqua pintu atas panggul Jarak dari sendi sakroiliaka satu sisi sampai tonjolan pektineal sisi kontralateralnya (oblik/menyilang). Diameter transversa pintu atas panggul Diameter terpanjang kiri-kanan dari pintu atas panggul. Bukan sungguh "diameter" karena tidak melalui titik pusat pintu atas panggul. Diameter / distantia interspinarum pada rongga panggul Jarak antara kedua ujung spina ischiadica kiri dan kanan.Diameter anteroposterior pintu bawah panggul Jarak antara ujung os coccygis sampaipinggir bawah symphisis os pubis. Diameter transversa pintu bawah panggul Jarak antara bagian dalam dari kedua tuberositas os ischii.
Diameter sagitalis posterior pintu bawah panggul Jarak antara bagian tengah diameter transversa sampai ke ujung os sacrum.
Pintu atas panggul (pelvic inlet)
Diameter transversa (DT) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) + 12.0 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 22.0 cm.
Pintu tengah panggul (mid pelvis) Distansia interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter anterior posterior (AP) + 11.0 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 20.0 cm.
Pintu bawah panggul (pelvic outlet) Diameter anterior posterior (AP) + 7.5 cm. Distansia intertuberosum + 10.5 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 16.0 cm. Bila jumlah rata-rata ukuran pintu-pintu panggul tersebut kurang, maka panggul tersebut kurang sesuai untuk proses persalinan pervaginam spontan.

Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester I

Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester I


Perubahan-perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester I
Kehamilan mempengaruhi tubuh wanita secara keseluruhan dengan  menimbulkan perubahan fisiologis yang pada hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ. Tubuh seorang wanita hamil harus:
–          Melindungi embrio/janin yang sedang berkembang
–          Memberikan semua yang diperlukan embrio/janin
–          Beradaptasi untuk menyediakan tempat bagi pertumbuhan embrio/janin
–          Mempersiapkan pemberian makanannya ketika janin lahir
Sebagian besar perubahan pada tubuh seorang wanita hamil bersifat temporer dan kebanyakan dipengaruhi oleh kerja hormonal (Helen, 2001)
Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil dikenal sebagai tanda kehamilan. Ada tiga kategori yaitu presumsi, kemungkinan, dan pasti. Presumsi yaitu perubahan yang dirasakan wanita hamil (misalnya amenore, keletihan, perubahan payudara). Kemungkinan yaitu perubahan yang diobservasi pemeriksa (misalnya tanda Hegar, ballottement, tes kehamilan. Pasti misalnya ultrasonografi, bunyi denyut jantung janin (Bobak, dkk., 2005).
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kehamilan akan mempengaruhi sistem-sistem organ pada tubuh. Berikut akan dijelaskan perubahan-perubahan pada sistem organ wanita hamil khususnya pada trimester I:
1.    Sistem endokrin
Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron. Fungsi utamanya pada stadium ini adalah untuk mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta pembebasan desidua tersebut.
2.    Sistem reproduksi
Tidak diragukan lagi organ-organ pada sistem reproduksi mengalami perubahan dalam masa hamil. Mulai dari uterus, vagina, ovarium, dan lain-lain.
1)   Uterus
Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama berlanjut sebagai respon terhadap stimulus kadar hormon estrogen dan progesteron yang tinggi. Pembesaran terjadi akibat:
–       peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
–       hiperpalsia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan hipertrofi (pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada)
–       perkembangan desidua
Selain bertambah besar uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk, dan posisi. Dinding-dinding otot menguat dan menjadi lebih elastis. Pada saat konsepsi, uteris berbentuk seperti buah pir terbalik
Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan edema dan kongesti panggul. Akibatnya, uterus, serviks, dan istmus melunak secara progresif dan serviks menjadi agak kebiruan (tanda Chadwick, tanda kemungkinan kehamilan). Pada sekitar minggu ke-7 dan ke-8, terlihat pola pelunakan uterus sebagai berikut: istmus melunak dan dapat ditekan (tanda Hegar), serviks melunak (tanda Goodell), dan fundus pada serviks mudah fleksi (tanda McDonald). Ini adalah tanda kemungkinan kehamilan. Setelah minggu ke-8, korpus uteri dan serviks melunak dan membesar secara keseluruhan (Bobak, dkk., 2005)
2)   Vagina
Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna yang hampir biru (normalnya, warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah merah muda). Warna kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormon progesteron. Sekresi vagina yang normalnya bersifat asam meningkat secara bermakna (Helen, 2001).
Peningkatan keasaman (pH) mengakibatkan wanita hamil lebih rentan terkena infeksi vagina, khususnya infeksi jamur. Diet yang mengandung gula dalam jumlah besar dapat membuat lingkungan vagina cocok untuk infeksi jamur (Bobak, dkk., 2005)
Stimulasi estrogen menyebabkan deskuamasi (eksfoliasi) sel-sel vagina yang kaya glikogen. Sel-sel yang tanggal ini membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan, disebut leukore (Bobak, dkk., 2005)
3)   Payudara
Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi laktasi disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen, progesteron, laktogen plasental, dan prolaktin. Stimulasi hormonal ini menimbulkan proliferasi jaringan, dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada payudara. Sedikit pembesaran pada payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin dialami, khususnya oleh primigravida, pada kehamilan minggu ke-4 (Helen, 2001).
Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri yang tajam. Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda sekunder pada areola, dan puting susu menjadi lebih erektil. Hipertrofi kelenjar sebasea yang muncul di areola primer dan disebut tuberkel Montgomery dapat terlihat di sekitar puting susu. Kelenjar sebasea ini mempunyai peran protektif sebagai pelumas puting susu. Kelembutan puting susu terganggu, jika lemak pelindung ini dicuci dengan sabun (Bobak, dkk., 2005).
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru di bawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida (Bobak, dkk., 2005)
3.    Sistem kardiovaskuler
Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan sistem kardiovaskuler yang ekstensif, baik aspek anatomis maupun fisiologis. Adaptasi kardiovaskuler melindungi fungsi fisiologi normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.
Adaptasi kehamilan pada sistem kardiovaskuler meliputi hemodilusi, tekanan darah, dan daya pembekuan darah (Helen, 2001).
1)   Hemodilusi
Volume darah selama kehamilan akan meningkat sebanyak 40-50% untuk memenuhi kebutuhan bagi sirkulasi plasenta. Peningkatan volume mulai terjadi pada sekitar minggu ke-10 sampai ke-12. Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif. Keadaan ini sangat penting untuk siistem vaskular yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus, hidrasi jaringan janin dan ibu yang adekuat saat berdiri atau terlentang, dan cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang selama proses melahirkan dan puerperium (Bobak, dkk., 2005).
Volume plasma meningkat lebih banyak daripada volume sel darah merah. Karena itu, terjadi keadaan hemodilusi dengan penurunan kadar hemoglobin yang menyolok. Keadaan ini disebut anemia fisiologis kehamilan dan mungkin menyebabkan keluhan mudah lelah serta perasaan akan pingsan seperti yang dialami sebagian wanita hamil (Helen, 2001).
2)   Tekanan darah
Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan volume darah. Jantung harus memompa dengan kekuatan yang lebih besar, khususnya pada saat menjelang aterm, sehingga terjadi sedikit dilatasi. Progesteron akan menimbulkan relaksasi otot-otot polos dan menyebabkan dilatasi dinding pembuluh darah yang akan mengimbangi peningkatan kekuatan dari jantung. Dengan demikian, tekanan darah harus mendekati nilai pada keadaan tidak hamil. Walau demikian, seorang wanita hamil cenderung mengalami hipotensi supinasio jika berbaring terlentang, karen vena kava inferior akan tertekan oleh isi uterus (Helen, 2001).
3)   Daya pembekuan darah
Daya pembekuan darah atau koagubilitas mengalami peningkatan selama kehamilan. Hal ini dapat berakibat terjadinya trombosis vena. Jika koagubilitas ini tidak berhasil ditingkatkan, maka pada saat melahirkan akan terdapat ancaman perdarahan yang hebat (Helen, 2001).
4.    Sistem integumen
Kelenjar hipofise anterior yang dirangsang oleh kadar estrogen yang tinggi akan meningkatkan sekresi hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormone). Akibat yang ditimbulkan oleh peningkatan kadar MSH bervariasi menurut warna kulit alami wanita tersebut. Pigmentasi yang lebih gelap terjadi pada wajah (kloasma), garis tengah abdomen (dari bagian atas umbilikus hingga rambut pubis: linea nigra), puting dan areola mammae (Helen, 2001)
5.    Sistem pernafasan
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan oksigen ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen uterus dan payudara. Janin memerlukan oksigen dan suatu cara membuang karbondioksida.
Uterus yang membesar akan mendorong diafragma ke atas sehingga mengubah bentuk toraks namun tidak mengurangi kapasitas paru. Frekuensi respirasi meningkat untuk mendapatkan lebih banyak oksigen yang diperlukan. Keadaan ini dapat menimbulkan sedikit hiperventilasi.
Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernafasan menyebabkan penurunan ambang karbondioksida. Progesteron dan estrogen diduga menyebabkan peningkatan sensitivitas pusat pernafasan terhadap karbondioksida. Beberapa wanita mengeluh mengalami dispnea saat istirahat.
6.    Sistem perkemihan
Perubahan pada traktus urinarius disebabkan oleh faktor hormonal dan mekanis. Dengan pembesaran yang terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, uterus akan lebih banyak menyita tempat dalam panggul. Dengan demikian, tempat bagi pembesaran kandung kemih akan berkurang dan tekanan pada kandung kemih semakin sering dirasakan. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya frekuensi berkemih (Helen, 2001).
7.    Sistem pencernaan
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual dan muntah. Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi kemungkinan besar keadaan ini merupakan reaksi terhadap peningkatan kadar hormon yang mendadak. Jika berlangsung melebihi 14 minggu atau bila berat (hiperemesis), maka keadaan ini dianggap abnormal

Cara Memerah, Menyimpan, dan Memberikan ASI Perahan (ASIP)

Cara Memerah, Menyimpan, dan Memberikan ASI Perahan (ASIP)

Setelah Ibu paham persiapan apa yang perlu dilakukan sebelum kembali bekerja, langkah selanjutnya adalah paham bagaimana cara memerah ASI, menyimpan, dan memberikannya agar si kecil tetap mendapat ASI yang berkualitas.
A. CARA MEMERAH ASI
Secara dasar, prinsip memerah ASI hampir sama dengan mengeluarkan pasta gigi. Bila kita hanya menekan ujung pasta gigi, tentu pastanya tak akan keluar, jadi harus menekan agak ke belakang. Bila ASI tak keluar banyak, kemungkinan teknik ibu salah. Mungkin cara memerah ASI-nya seperti melakukan massage payudara. Cara ini tak akan mengeluarkan ASI, karena yang ditekan pada pijat  payudara adalah ‘pabrik’ ASI bukan ‘gudang’nya. Ibu tak bisa langsung mengeluarkan ASI dari ‘pabrik’ tapi harus melalui ‘gudang’ dulu. Jadi, bila tekniknya sudah benar, lama-kelamaan memerah ASI akan menjadi pekerjaan biasa. Waktu yang dibutuhkan pun sekitar 20- 30 menit saja, tapi susu yang terkumpul bisa mencapai 500 ml.
Namun demikian, ada beberapa aturan yang penting diperhatikan sebelum sebelum Ibu memberikan ASI perah (ASIP) pada si bayi. Pertama, sebelum bayi berusia 4 bulan, sebaiknya ASIP TIDAK diberikan menggunakan dot dulu karena bayi akan mengalami bingung puting. Maksudnya, ia akan susah untuk kembali menyusu dengan benar pada payudara ibu. Kedua, bila Ibu sedang bersama bayi, bayi harus menyusu langsung pada Ibu, jangan memberikan ASIP.  Memerah ASI bukanlah hal yang sulit, bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua-tiga jari sendiri, ASI bisa keluar lancar. Hal ini memang membutuhkan waktu, yakni masing-masing payudara berkisar 15 menit. ASI ini bisa disimpan lalu diberikan untuk bayi keesokan harinya.
  1. Memerah dengan Jari
Cara memerah ASI dengan jari ini amat sederhana dan tidak perlu biaya. Sebagai langkah awal Ibu perlu memahami bahwa payudara terdiri atas tiga komponen yang prinsipil, yaitu “pabrik” (di daerah berwarna putih), saluran, dan “gudang” (di daerah warna cokelat atau areola) ASI. Ketiganya seperti bejana berhubungan. ASI diproduksi di ‘pabrik’nya yang berbentuk seperti kumpulan buah anggur. Setiap ‘pabrik’ ASI dilalui otot-otot. Bila otot-otot ini mengkerut, ia akan memompa ASI ke salurannya menuju ‘gudang’. Agar pabrik memproduksi ASI lagi, syarat utamanya ASI di ‘gudang’ harus habis lebih dulu. Bila ‘gudang’ kosong, barulah ‘pabrik’ akan mengisinya kembali, begitu seterusnya. Berikut adalah cara memerah ASI dengan jari
  1. Letakkan tangan kita di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Tempatkan ibu jari di atas kalang payudara dan jari telunjuk serta jari tengah di bawah sekitar 2,5 -3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C. Anggaplah ibu jari berada pada jam 12, dua jari lain berada di posisi pukul jam 6. Ibu jari dan jari telunjuk serta jari tengah saling berhadapan. Jari-jari diletakkan sedemikian rupa sehingga “gudang” ASI berada di bawahnya.
  2. Tekan lembut ke arah dada tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Payudara yang besar dianjurkan untuk diangkat lebih dulu. Kemudian ditekan ke arah dada.
  3. Buatlah gerakan menggulung dengan arah ibu jari dan jari-jari ke depan untuk memerah ASI keluar dari gudang ASI yang terdapat di bawah kalang payudara di belakang puting susu.
  4. Ulangi gerakan-gerakan tersebut (1,2,3) sampai aliran ASI berkurang. Kemudian pindahkan lokasi ibu jari ke posisi lain (misal arah jam 9 dan jari-jari ke arah jam 3, lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.
  5. Lakukan pada kedua payudara secara bergantian. Begitu tampak ASI memancar dari puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar dan berhasil menekan gudang ASI. Letakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperah.
Gambar 1. Teknik Memerah ASI dengan Jari (Sumber)
Cara memerah ASI yang tidak mengeluarkan ASI dan tidak dianjurkan
  1. Menekan puting susu – memijat puting dengan 2 jari, dapat menyebabkan lecet
  2. Mengurut – mendorong dari pangkal payudara, dapat menyebabkan kulit nyeri
  3. Menarik puting dan payudara – dapat menyebabkan kerusakan jaringan
Seluruh prosedur persiapan dan pemerahan dengan tangan membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit, meliputi:
  • Massage, stroke, dan shake. Perah kedua payudara selama 5-7 menit tiap payudara.
  • Massage, stroke, dan shake. Perah kedua payudara selama 3-7 menit tiap payudara.
  • Massage, stroke, dan shake. Perah kedua payudara selama 2-3 menit tiap payudara
Catatan: Teknik memerah ASI yang disarankan adalah teknik perah Marmet yang diciptakan oleh Chele Marmet, seorang konsultan laktasi, direktur the Lactation Institute di West Los Angeles, USA yang bisa dilihat disini.
Menggunakan Pompa ASI
Jika menggunakan pompa, alat pompa ASI elektrik adalah cara bantu pemerahan ASI ASI yang paling baik dan efektif. Hanya saja, harganya relatif mahal. Cara lain yang lebih terjangkau bila punya dana lebih, yaitu menggunakan poma dengan mekanisma piston atau pompa berbentuk suntikan. Prinsip kerja alat ini memang seperti suntikan, hingga memiliki keunggulan, yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali dibersihkan dan tekanannya bisa diatur. Sayangnya, pompa-pompa ASI yang ada di Indonesia jarang sekali berbentuk suntikan, lebih banyak berbentuk corong dan bohlam (squeeze and bulb). Bentuk squeeze dan bulb tak pernah dianjurkan banyak ahli laktasi dan ASI. Bentuk pompa seperti ini sulit dibersihkan bagian belakang yang bentuknya menyerupai bohlam karena terbuat dari karet hingga tak bisa disterilisasi. Selain itu, tekanannya tak bisa diatur, hingga tak bisa sama/rata.
Gambar 2. Contoh Berbagai Pompa ASI
B. CARA MENYIMPAN
Cara terbaik untuk menyimpan ASIP adalah menggunakan botol dari stainless steel (baja antikarat), namun ini tidak banyak dijual. Pilihan terbaik kedua adalah botol yang terbuat dari gelas (kaca), dan terbaik ketiga botol plastik. Kebanyakan ibu lebih menyukai botol yang terbuat dari plastik demikian juga halnya dengan rumah sakit/klinik bersalin, karena plastik tidak mudah pecah. Untuk pilihan lebih ekonomis, saat ini telah tersedia botol kaca dengan kapasitas 50-200 ml. Apapun jenis botolnya, sebaiknya memiliki tutup yang kencang/rapat.  Botol berwarna-warni sebaiknya tidak digunakan karena zat warnanya bisa masuk ke dalam ASI.
Pilihan terakhir adalah menyimpan ASI perah di dalam plastik yang lembek atau kantong susu, sebab akan banyak zat-zat di dalam ASI yang akan tertinggal (menempel) pada dinding plastik. Menyimpan ASI di dalam kantong susu bisa menimbulkan beberapa masalah. Susu bisa menempel pada sisi kantong sehingga jumlah yang diberikan kepada bayi akan berkurang. Kantong susu juga lebih peka terhadap kontaminasi akibat kebocoran. Beberapa produsen pompa ASI membuat kantong susu yang nyaman untuk digunakan dan terbuat dari plastik yang lebih tebal tetapi harganya mahal. Jika hendak menggunakan kantong, sebaiknya digunakan 2 lapis kantong lalu disimpan di dalam wadah plastik yang tertutup rapat, baru masukkan ke dalam freezer. Hal ini akan membantu mengurangi terjadinya robekan pada kantong. Pada saat menghangatkan, sebaiknya batas atas air tidak melebihi kantong sehingga air tidak masuk ke dalam kantong. Jika air yang digunakan untuk menghangatkan tampak berawan/keruh, berarti telah terjadi kebocoran dan ASI tersebut harus dibuang.
Berilah label pada setiap kemasan ASI yang mencantumkan tanggal pemerahan ASI dan gunakan terlebih dahulu stok yang terlama. Jika bayi Ibu dirawat di RS, pastikan bahwa pada label juga tertera nama anda/bayi Ibu dengan jelas, sehingga ASI tidak tertukar.
Untuk bayi kurang dari 6 minggu, sebaiknya ASI disimpan dalam botol sebanyak 30 – 60 ml, sehingga waktu yang diperlukan untuk menghangatkan tidak terlalu lama dan ASI tidak banyak terbuang. Untuk bayi yang lebih besar, jumlah ASI yang disimpan perbotolnya bisa disesuaikan dengan jumlah susu yang biasanya diminum. Tetapi akan lebih baik jika tetap menyimpan ASI dalam jumlah yang lebih kecil, kalau sewaktu-waktu bayi anda menginginkan susu lebih atau untuk selingan.
Hingga saat ini belum banyak penelitian mengenai ASI yang telah disimpan, dihangatkan dan baru sebagian diminum oleh bayi. Akan lebih aman untuk memberikan ASI yang sebelumnya telah disimpan dalam waktu 1-2 jam setelah dihangatkan. Dan jika ASI masih tersisa, sebaiknya dibuang dan tidak disimpan lagi.
Setelah diperah, ASI harus di simpan dengan baik agar dapat bertahan lama. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel petunjuk penyimpanan ASI di bawah. Perlu diperhatikan, umumnya para dokter tidak menyarankan penyimpanan ASI di freezer. Sebab ASI yang telah disimpan di freezer akan mengalami perubahan dalam hal jumlah imunoglobulin, yaitu protein molekul yang berfungsi sebagai daya tahan tubuh, karena ada yang mati akibat kedinginan. Lebih dianjurkan untuk memasukkan ASI ke dalam termos dan lemari es. ASIP yang dimasukkan ke termos dan lemari es tak mengalami perubahan komposisi gizi sama sekali. Hanya mungkin warna dan bentuknya saja yang berubah.
Tabel Petunjuk Penyimpanan ASI
Tempat penyimpanan Suhu Lama Penyimpanan
Dalam ruangan (ASIP segar) 190 – 260 C 6 – 8 jam di ruangan ber AC atau 4 jam di ruangan tanpa AC
Dalam ruangan (ASIP beku yang telah dicairkan) 190 – 260 C 4 jam
Kulkas (ASIP segar) < 40 C 2 – 3 hari
Kulkas (ASIP beku yang telah dicairkan) < 40 C 24 jam
Freezer (lemari es 1 pintu 00 sampai -180 2 minggu
Freezer (lemari es 2 pintu) -180 sampai -200C 3 – 4 bulan
Deep Freezer Suhu stabil di -200C atau kurang 6 – 12 bulan
Gambar 3. ASIP yang disimpan di kulkas (courtesy to my dear friend, Evri Retno Utari)
Ringkasan:
  • Taruh ASI dalam kantung plastik food grade, botol kaca, atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik.
  • Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
  • Dinginkan dalam kulkas. Simpan sampai batas waktu yang diijinkan.
  • Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan), gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan.
C. CARA PEMBERIAN
Selanjutnya, ketika ingin memberikan ASIP pada si kecil, kita harus menghangatkannya dulu. Namun jangan dipanaskan di atas api atau microwave/oven karena panas tinggi mengakibatkan beberapa enzim penyerapan mati. Mula-mula letakkan botol ASI ke dalam air dingin, kemudian secara perlahan-lahan beri air hangat sampai ASI mencair (suhu airnya sama dengan suhu air yang biasa kita gunakan untuk mandi atau suhu tubuh). Jika ingin mencairkan ASIP beku, letakkan botol ASIP beku ke dalam kulkas semalam sebelumnya, esoknya baru dicairkan dan dihangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke kulkas. Lama penghangatan tergantung suhu ASI, tapi prinsipnya buatlah suhu ASI seperti suhu tubuh karena akan menyerupai ASI yang dikeluarkan langsung. Setelah dihangatkan bisa langsung diberikan pada bayi.
Cara pemberiannya JANGAN menggunakan  botol susu dan dot, melainkan disuapi pakai sendok atau cangkir. Kalau si kecil langsung menyusu dari botol, lama-lama ia jadi “bingung puting”. Jadi, ia hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola ibu masuk ke mulut bayi. Jadi, kalau si kecil sudah “bingung puting”, tak heran bila ia gagal mengeluarkan ASI di “gudang”nya. Salah satu tanda bayi mengalami bingung puting adalah bayi menolak menyusu langsung dari Ibu. Selain itu bila menyusu mulutnya mencucu seperti minum dari dot, dan ketika menyusu bayi sebentar-bentar melepas hisapannya. Hasilnya, payudara Ibu lecet. Akhirnya, si kecil jadi enggan menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit saja dotnya, susu langsung keluar. (Cttn: Beberapa buku dan situs menyusui mem’boleh’kan pemberian ASIP dengan botol. Untuk mnghindari bingung puting perlu diperhatikan rambu-rambunya yang dapat dilihat disini)
Ibu tidak perlu merasa cemas bayi kekurangan ASI berapapun jumlah ASI perah yang dikeluarkan. Memang, pada awalnya bayi akan gelisah dengan jumlah yang mungkin lebih sedikit dari biasanya, tapi bayi akan cepat beradaptasi. Pada hari keempat, bayi akan terbiasa. Ia akan meminum seberapapun ASI yang tersedia. Kalau ditinggali 500 ml, akan diminum; begitu juga dengan 300 ml, bahkan 200 ml. Namun ketika ibunya datang, ia akan minum habis-habisan. Jadi, bayi tidak akan akan kekurangan ASI.
Ringkasan:
  1. Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu) atau yang paling segar (baik metode First In First Out/FIFO maupun Last In First Out/LIFO, perhatikan masa kadaluarsa)
  2. Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air hangat.
  3. Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
  4. Jangan gunakan microwave atau oven untuk menghangatkan karena akan menghancurkan nutrisi dan bahan-bahan kekebalan yang terkandung dalam ASI.
  5. Bagaimana dengan ASIP beku yg telah dicairkan ? (lihat tabel)
    • bisa bertahan di suhu ruang maksimal 4 jam,
    • jika belum dihangatkan, bisa dikembalikan ke lemari es dan bertahan 24 jam,
    • jangan dibekukan kembali
  6. Bagaimana dengan ASIP yg sudah direndam air hangat tapi belum diminum?
    • bisa dikembalikan ke lemari es, tetapi hanya bertahan 4 jam
    • jangan dibekukan kembali
  7. Bagaimana dengan yang sudah diminum bayi (terkena mulut bayi)? Dibuang saja
Tips Pemberian lewat Cangkir (cup)
  • Sediakan cangkir kecil (khususnya kaca), atau khusus cup feeder bayi.
  • Setelah ASIP dicairkan, tuang ke cangkir dan minumkan ke bayi. Jangan khawatir tumpah-tumpah, untuk menampung tumpahannya sediakan dengan mangkuk kecil di bawah lehernya, untuk diminumkan lagi berulang-ulang sampai habis.
  • Cara memberikan ASIP adalah dengan memiringkan gelas sampai bibir bayi menyentuh permukaan ASI. Bayi akan mengecap-ngecap dan menghisap, setelah itu baru dinaikkan sedikit-sedikit agar bayi bisa terus meminum ASInya. Jangan menuangkan isi gelas ke dalam mulut bayi, tindakan ini akan membuat bayi tersedak karena tidak siap.
  • Latihan memberikan ASIP ini perlu kesabaran, paling tidak latihan dmulai seminggu sebelum masuk kerja. Sebaiknya pengasuhnya nanti yang belajar memberikan, sehingga bayi terbiasa. Bayi bisa mengenali aroma tubuh Ibu sehingga jika Ibu yang memberikan ia suka menolak (tentu saja dia memilih menyusu langsung)
  • Keluhan yang lazim muncul adalah kemungkinan bayi menolak ASIP yang diberikan melalui sendok atau cangkir. Hal ini wajar terjadi pada hari-hari pertama pemberian ASIP. Buah hati Ibu  bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok atau cangkir. Jadi, dengan sedikit belajar dan ketelatenan Ibu tidak perlu khawatir lagi kembali bekerja.
  • Video pemberian ASIP melalui cangkir dapat dilihat disini
Perlu juga Ibu ingat, kesuksesan pemberian ASIP selama Ibu bekerja juga ditentukan oleh kerjasama dengan pengasuh. Hal ini tidaklah mudah apalagi yang ibu percayai merawatnya adalah orangtua sendiri atau mertua. Untuk mempermudah kerjasama ini, langkah pertama harus ada pemahaman yang sama mengenai pemberian dan manfaat ASI eksklusif. Hal ini bisa jadi sedikit menyulitkan jika pengalaman mereka dulu mungkin menyusui sambil dicampur susu atau makanan padat. Ibu bisa pelan-pelan menjelaskan pada ibu atau ibu mertua tentang pentingnya ASI eksklusif, resiko pemberian sufor dan suplemen khususnya pada 6 bulan pertama, dan lain-lain. Semakin dini edukasi diberikan semakin baik (misal sejak Ibu positif hamil). Kerjasama yang baik antara orangtua dengan pengasuh di rumah (siapapun dia) juga menentukan keberhasilan menyusui secara eksklusif.
 Gambar 4. Cara pemberian ASIP dengan cup feeder

Macam Lochea dan Pengertiannya dan Penjelasannya

Macam Lochea dan Pengertiannya  dan Penjelasannya

Sesuai judul, kali ini kita akan membahas mengenai jenis aneka macam Lochea. Bagi orang yang menggeluti profesi atau pekerjaan di dunia medis, seperti kedokteran, kebidanan dan keperawatan tentu tidak asing lagi dengan istilah Lochea. Berdasarkan informasi yang diambil dari situs tutorialkuliah.blogspot.co.id, Lochea merupakan cairan secret yang berasal dari cavum uteri selama masa nifas.
Dari sumber informasi yang sama juga dijelaskan Lochea terdiri atas beberapa macam yang dibedakan menurut warnanya. Di awal masa pemulihan, biasanya Lochea yang keluar berwarna merah terang kemudian berubah menjadi merah tua atau coklat kemerah-merahan. Kemungkinan hal tersebut berisi sedikit gumpalan-gumpalan atau bekuan-bekuan. Selain itu, Lochea hanya untuk menunjukkan pemulihan uterin. 


Jenis Lochea pada Masa Nifas

Agar lebih jelas, pada kesempatan kali ini akan diberikan informasi mengenai jenis-jenis atau macam-macam dari Lochea. Inilah, beberapa jenis Louchea yang dikutip dari situs blogmakalahkesehatan.blogspot.co.id. Adapun beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : [2]


1. Lochea Rubra atau Cruenta

Lochea jenis ini terdiri atas darah segar sisa-sisa selaput ketuban, vernix, sel-sel desidua, lanugo, meconium dan caseose. Biasanya, Lochea Rubra atau Cruenta akan terjadi selama 2 hari pasca proses persalinan.

2. Lochea Sanguinolenta

Berikutnya adalah Lochea Sanguinolenta yang merupakan lanjutan dari Rubra atau Cruenta. Lochea jenis ini mempunyai warna kuning yang terdiri dari darah dan lendir. Biasanya, akan terjadi selama hari ke tiga hingga hari ke tujuh pasca prose persalinan.

3. Lochea Serosa

Lochea Serosa biasanya akan keluar pada hari ke tujuh hingga hari ke empat belas pasca proses persalinan. Lochea Serosa mempunyai warna kuning tetapi sudah tidak terdapat kandungan darah lagi di dalamnya.

4. Lochea Alba

Lochea Alba terdiri dari cairan putih yang biasanya akan keluar 2 minggu setelah pasca persalinan. Dengan keluarnya Lochea Alba, menandakan bahwa masa nifas seorang wanita yang sudah melahirkan akan segera berakhir.


5. Lochea Parulenta

Lochea Parulenta ditandai dengan keluarnya cairan seperti nanah dan berbau busuk. Biasanya, hal ini terjadi karena adanya infeksi sehingga bila mengalami Lochea Parulenta harus segera memeriksakan diri ke dokter.

6. Lochiotosis

Lochiotosis merupakan nama yang sering digunakan oleh tim medis ketika Lochea tidak keluar dengan lancar. 
Itulah sedikit informasi yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan kali ini. Sebagai bahan evaluasi, pada artikel ini telah dijelaskan informasi seputar Lochea, mulai dari pengertian, macam atau jenis Lochea hingga ciri-cirinya. Lochea merupakan hal yang wajar keluar saat masa nifas setelah proses persalinan. Namun, jika kondisi tersebut dirasa mengkhawatirkan seperti keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk (Lochea Parulenta) segera periksakan kondisi tersebut kepada dokter untuk mengetahui apakah ada infeksi di dalam rahim dan untuk mendeteksi masalah lainnya. 
 Hasil gambar untuk gambar macam macam lochea
Nah, itulah tadi beberapa aneka macam Lochea. Kalau ada kesalahan ataupun kekurangan dalam artikel tersebut kami mohon minta maaf. Terima kasih karena sudah membaca artikel di situs kami dan semoga infonya tadi bisa bermanfaat!