Jumat, 21 Oktober 2016

Angka kematian ibu dan Angka kematian bayi

1 ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KWMATIAN BAYI

a.      Pengertian
Kematian adalah akhir dari kehidupan ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan, atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung dari lama lokasi kehamilan, disebabkan apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penangananya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainya (Prawirohardjo S, 2002; 22).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masihmembutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
Di Indonesia, upaya Safe Motherhood diterjemahkan sebagai Upaya Kesejahteraan/Keselamatan Ibu. Istilah ”Kesejahteraan Ibu” menunjukkan ruang lingkup yang lebih luas, meliputi hal-hal diluar kesehatan, sedangan ”Keselamatan Ibu” mempunyai konotasi yang terkait langsung dengan aspek kesehatan. Dibandingkan dengan angka kematian bayi (selanjutnya disingkat AKB), perbedaan AKI ternyata jauh lebih besar. Hasil penelitian WHO dan UNFPA menunjukkan tingginya AKI di berbagai negara berkembang, serta lebarnya jurang antara keadaan di negara berkembang dan keadaan di negara maju. (AKI ) Angka kematian ibu sebagai akibat langsung / tidak langsung dalam 100.000 kelahiran hidup.

b.      Klasifikasi
1.      Direct obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang langsung disebabkan oleh komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai hal yang terjadi akibat tindakan-tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin atau nifas. Di negara berkembang, sekitar 95% kematian ibu termasuk dalam kelompok ini.
2.      Indirect obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh suatu penyakit, yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang atau bertambah berat akibat kehamilan atau persalinan.
c.       Ruang lingkup
a.  Dunia
1)      180-200 juta kehamilan pertahun
2)       75 juta unwanted pregnancy
3)       50 juta kasus induced abortion
4)       20 juta kasus aborsi yang tidak aman
5)       600.000 kematian ibu (1 orang per menit)
6)       1 kematian ibu = 30 kesakitan ibu
b. Indonesia
1)      5 juta kehamilan per tahun
2)       20.000 kehamilan berakhir dengan kematian ibu
3)       AKI tertinggi di ASEAN 373/100.000 kelahiran hidup
4)       (SKRT, 1997)
d.      Penyebab Kematian Ibu :
a)      Langsung
Berhubungan dengan komplikasi obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifas (post-partum).
Mayoritas penyebab kematian ibu adalah penyebab langsung, seperti :
1.      Perdarahan                  : 45.2 % 
2.       Komplikasi Aborsi     : 11.1 %
3.      Eklamsia                      : 12.9 %
4.       Partus Macet              : 6.5 %
5.      Sepsis Postpartum       : 9.6 %
6.       Anemia                       : 1.6 %
7.      Ketuban pecah dini
8.      Cedera maternal
9.      Kehamilan ganda
10.  Lilitan tali pusat
11.  Kelainan letak lain selama kehamilan dan kelahiran.
b)      Tidak langsung : 14.1 %
Diakibatkan oleh penyakit yang telah diderita ibu, atau penyakit yang timbul selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstetrik, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan.
Ada juga yang yang dikenal dengan 3 “terlambat” dan 4 “terlalu”, yang terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kasus 3 Terlambat, yaitu:
1.      Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan.
2.      Terlambat dirujuk.
3.      Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
Berdasarkan Riskesdas 2010, masih cukup banyak ibu hamil dengan faktor risiko 4 Terlalu, yaitu:
1)   Terlalu muda, hamil dan melahirkan. Di zaman ini wanita cepat mengalami menstruasi, selain itu cepat nikah dan hamil sehingga resiko melahirkan tinggi. Secara medis umur dibawah 20 tahun alat produksi belum optimal, sehingga tidak disarankan untuk menikah terlebih dahulu.
2)   Terlalu tua. Usia di atas 35 tahun tidak disarankan untuk hamil karena resikonya tinggi. Dengan bertambahnya usia semakin menurunkan juga kualitasnya, sehingga rentan terhadap meninggalnya si ibu.
3)   Terlalu sering punya anak yang mengakibatkan sering terjadi pendarahan.
4)   Terlalu rapat jarak melahirkan. Belum terlalu pulih melahirkan pertama, melahirkan lagi sehingga punya resiko yang lebih tinggi pula.
Hasil Riskesdas juga menunjukkan bahwa cakupan program kesehatan ibu dan reproduksi umumnya rendah pada ibu-ibu di pedesaan dengan tingkat pendidikan dan ekonomi rendah. Secara umum, posisi perempuan juga masih relatif kurang menguntungkan sebagai pengambil keputusan dalam mencari pertolongan untuk dirinya sendiri dan anaknya. Ada budaya dan kepercayaan di daerah tertentu yang tidak mendukung kesehatan ibu dan anak. Rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang pada akhirnya terkait dengan kematian ibu dan bayi.
ICD-X mendefinisikan beberapa periode berkaitan dengan kehamilan dan
kelahirannya sebagai berikut:
Ø  Masalah Kebidanan Komunitas
1)                              Periode Perinatal
periode antara umur gestasi 22 minggu lengkap (154 hari- usia dimana berat lahir normalnya mencapai 500gram) sampai 7 hari setelah dilahirkan. Dengan demikian yang dimaksud dengan kematian perinatal adalah kematian yang terjadi pada janin ketika usia kehamilan mencapai 22 minggu lengkap sampai pada saat 7 hari setelah dilahirkan.
2)      Periode neonatal
periode mulai saat bayi dilahirkan sampai dengan usia 28 hari. Kematian neonatal (yaitu kematian yang terjadi pada saat bayi baru lahir sampai berumur 28 hari) dapat dibedakan menjadi kematian neonatal dini dan kematian neonatal lanjut. Kematian neonatal dini adalah kematian yang terjadi pada bayi dalam periode 7 hari setelah bayi dilahirkan, sedangkan kematian neonatal lanjut adalah kematian yang terjadi pada bayi berusia 8-28 hari.
2.      Angka Kematian Bayi 
a.   Pengertian
 Angka kematian bayi ( Infrant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan penduduk secara umum. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Angka kematian bayi tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (BPS). Sedangkan untuk menghitung angka kematian bayi dapat dihitung dengan cara :
            Jumlah  kematian bayi  dibawah umur 1 tahun selama tahun x
AKB =                                                                                                            X 1000
            Jumlah kelahiran selama tahun x
b.               Konsep mati
Konsep mati perlu diketahui guna untuk mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang – kadang sulit untuk memberikan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Menurut konsepnya, terdapat 3 keadaan vital yang masing – masing bersifat mutually exclusive, artinya keadaanyang satu tidak mungkin terjadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya.
Tiga keadaan vital tersebut ialah :
1. Lahir hidup ( live birth)
Lahir hidup yaitu, peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dam mempunyai tanda – tanda kehidupan lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan – gerakan otot, tanpa memandang tali pusat sudah dipotong atau belum (Utomo,Budi. 2007 : 84)
2. Mati (death)
Mati adalah hilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Utomo,Budi. 2007 : 84).
3. mati (fetal death)
Lahir mati yaitu menghilangnya tanda – tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya (Utomo, Budi. 2007 : 84).
Secara garis besar , dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang dikenal atau yang umum disebut dengan kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang duperoleh dari orang tuanya selama dalam kandungan (Badan Pusat Statistik).
Sedangkan kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan pengaruh lingkungan sekitar (Badan Pusat Statistik).
 Hasil gambar untuk Gambar Aki dan Akb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar